Banjarmasin (ANTARA) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Wilayah Kalimantan Selatan, mencatat realisasi serapan gabah dan beras dari petani di Kalimantan Selatan per 26 Maret 2025 telah mencapai 110 persen atau hampir 7.000 ton dari target yang ditetapkan sebesar 6.280 ton untuk periode Januari – April 2025.
“Target kita sudah melampaui 110 persen, untuk gabah 674,49 dan setara beras 6.650,62 ton,” kata Kepala Bulog Kalsel Muhamad Akbar Said di Banjarmasin, pada Rabu malam.
Baca juga: Mentan Amran kecewa kinerja Pimwil Bulog Kalsel
Akbar menyampaikan, serapan gabah dan beras tersebut berasal dari daerah daerah sentral produksi pertanian, yaitu Daerah Banua Enam, Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Banjar dan Daerah Tanah Bumbu.
Menurut Akbar gabah yang diserap merupakan gabah kering panen yang dibeli sesuai dengan ketentuan pemerintah sebesar Rp6.500,- per kilogram,” jadi padinya dipanen habis dipanen kita timbang langsung dibayar,” jelasnya.
Sementara itu Manajer Pengadaan Bulog Kalsel Muhamad Radi Ansyari menambahkan meskipun target realisasi telah terlampaui namun tugas untuk melakukan serapan gabah dari petani terus dilakukan, hal itu dikarenakan puncak panen di prediksi masih terjadi hingga April mendatang.
Baca juga: Serapan gabah petani di Kalsel ditargetkan 6.350 ton
“Untuk target kita masih sampai April, apakah selama diperjalanan ada penyesuaian target, tapi yang jelas Bulog Kalsel sendiri, selama masih ada panen, selama ada petani yang menjual kita siap membeli,” ucap Ansyari.
Ditegaskan Ansyari, untuk kuota atau jumlah dan pendanaan serapan gabah petani tidak ada masalah, Ia pun mengingatkan kepada para tengkulak agar tidak membeli gabah petani di bawah dari harga pokok penjualan (HPP). sebesar Rp6.500,-.
Jika ada harga gabah jatuh atau dibeli dengan harga di bawah HET, bulog meminta agar petani atau masyarakat untuk melaporkan, agar Petugas Bulog bersama Tim dari TNI dan Dinas Pertanian dapat turun untuk melakukan penyerapan, sehingga tidak ada lagi gabah petani yang di jual di bawah HPP yang ditentukan.
“Rp6.500,- itu tujuannya supaya para petani lebih sejahtera, karena jauh perbedaan nya dibanding tahun lalu, tahun lalu itu di harga Rp5.500, jadi ada kenaikan Rp1.000,” tutur Ansyari.
Baca juga: TPID Kalsel-Bulog Barabai siapkan puluhan ton beras pasar pasar murah