Disampaikan Ibnu Sina di Banjarmasin, Sabtu, panen raya padi yang banyak diminati masyarakat itu di persawahan di Kelurahan Tanjung Pagar, Kecamatan Banjarmasin Selatan pada hari ini.
"Panen raya yang hasilnya bagus," ujarnya.
Menurut dia, panen raya dengan pengembangan metode baru penanaman padi di daerahnya, menghasilkan 5,5 ton per hektare Gabah Kering Panen (GKP).
"Pengembangan metode baru penanaman ini kita beri dukung untuk petani," ujarnya.
Kenapa demikian, ucap Ibnu Sina, hasil panen raya ini bukan hanya soal hasil bertani, melainkan bagian dari strategi pemerintah kota untuk menstabilkan harga pangan.
"Inflasi yang terkendali akan memberi dampak positif tidak hanya kepada konsumen, tapi juga bagi petani. Panen padi ini jadi salah satu cara kami menjaga keseimbangan itu," ujarnya.
Dijelaskan lebih lanjut Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin Yuliansyah Effendi, metode baru yang diterapkan dalam penanaman adalah sistem jajar legowo 2:1.
Menurut dia, cara ini terbukti lebih efisien, karena jarak tanam antar baris diatur sedemikian rupa untuk memaksimalkan sinar matahari dan sirkulasi udara, sehingga tanaman bisa tumbuh lebih optimal.
"Kami akan terus memberikan edukasi kepada para petani agar mereka mau mencoba metode ini. Jika mereka berhasil menanam dua kali setahun, otomatis produksi dan pendapatan mereka akan naik," tutur Yuliansyah.
Karena daerahnya kini juga menggalakkan penanaman padi IP 2 atau Indeks Pertanaman 2, yakni, sistem yang memungkinkan petani menanam dua kali dalam setahun.
"Ini merupakan tindakan proaktif dengan memulai penanaman padi IP 2," ujarnya.