Seluas 512 hektare lahan pertanian yang sedang dimanfaatkan untuk menyemai padi di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan terendam banjir yang terjadi di daerah tersebut sejak dua minggu terakhir.
Kepala Seksi Darurat dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Banjar Murjani di Martapura, Selasa mengatakan, dari 512 hektar lahan yang terendam banjir tersebut seluas 486 hektare berada di Kecamatan Simpang Empat dan sisanya tersebar pada sebelas kecamatan.
"Alhamdulillah saat ini, air di lahan tersebut sudah mulai turun, walaupun masih ada sebagian yang tergenang," katanya.
Tentang kerugian, kata dia, pihaknya sedang melakukan pendataan dan koordinasi dengan dinas dan instansi terkait, antara lain dinas pendidikan, pertanian, pekerjaan umum dan lainnya.
Setelah kondisi kembali pulih atau air benar-benar sudah surut, seluruh kerugian akibat banjir, baik itu jalan rusak maupun benih padi yang harus diganti baru bisa diketahui secara pasti.
Berdasarkan pendataan hari ini, Selasa (15/1) kata dia, banjir yang melanda 11 kecamatan di Kabupaten Banjar, juga merendam 136 desa dan 5.366 rumah.
Sehingga, sebanyak 7.534 kepala keluarga atau 15.536 jiwa, dalam dua minggu terakhir hampir tidak bisa melakukan aktivitas perekonomian maupun aktivitas sehari-hari secara normal.
"Saya harap, banjir benar-benar telah surut, hal tersebut berdasarkan indikasi ketinggian air waduk yang juga mulai normal, yaitu 56,96 meter, bila diatas angka tersebut kita harus kembali waspada," katanya.
Menurut dia, data rumah yang terendam dalam setiap harinya terus berubah, karena pendataan di lapangan tidak bisa dilaksanakan dalam waktu cepat karena kondisi jalan yang cukup sulit akibat ketinggian air.
Saat ini, sebagian warga Kabupaten Banjar yang rumahnya sempat terendam, sudah bisa kembali melakukan aktivitas seperti sedia kala.
Sebelumnya, Kepala BPBD Kabupaten Banjar H Sunarto mengatakan, ketinggian air banjir mencapai 50 cm hingga 1,5 meter, namun sebelumnya, ketinggian air di sebagian daerah mencapai 2 meter, sehingga petugas kesulitan untuk melakukan pendataan secara pasti.
"Daerah yang terkena banjir cukup banyak dan terpencar, sedangkan air cukup tinggi, sehingga sulit ditembus oleh mobil maupun kendaraan bermotor," katanya.
Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kata dia, sejak Kamis (10/1) pemerintah Kabupaten Banjar menetapkan darurat banjir hingga 14 hari ke depan dan bisa diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.
Penetapan darurat banjir tersebut, kata dia, berdasarkan pertimbangan bahwa lokasi banjir terus meluas, aktivitas masyarakat yang terkena banjir terganggu, sehingga untuk keluar rumahpun sulit.
Dengan ditetapkannya darurat bencana, maka posko seluruh kecamatan di Kabupaten Banjar wajib siaga, sehingga sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan, akan lebih cepat penanganannya.
Sebelas kecamatan yang terkena banjir yaitu, Kecamatan Astambul, Simpang Empat, Kertak Hanyar, Martapura Timur, Martapura Barat, Martapura Kota, Pengaron, Sungai Pinang, Sungai Tabuk dan Tatah Makmur/D.