"Jumlah produksi padi organik bisa kita tingkatkan sebanyak 10 kali lipat apabila pemerintah pusat memberikan dukungan untuk pembangunan membikin saluran dan tanggul," ujar Wahid.
Wahid mengatakan masih sangat luas lahan tidur yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan padi organik, namun Pemkab HSU terkendala kurangnya anggaran.
Saat ini, katanya, pengembangan padi organik baru dilakukan di tiga desa yakni Desa Hambuku Baru, Desa Babirik Hilir dan Desa Teluk Limbung.
Hasil produksi beras organik di HSU sudah mendapat label sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Pangan Organik (LSPO), di Jakarta yang setiap tiga tahun harus diperbaharui status sertifikasinya.
Permintaan padi organik, banyak datang dari masyarakat di luar Kalsel seperti Samarinda (Kalimantan Timur), Muara Teweh dan Pujun (Kalimantan Tengah).
Kasi Pengolah dan Pemasaran Dinas Pertanian Noor Ifansyah menuturkan Padi Organik di tanam di lahan organik tanpa menggunakan pupuk kimia dan pestisida.
Jenis beras ini, terangnya, kaya akan serat, vitamin dan mineral sehingga bermanfaat mencegah munculnya berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, kolesterol, kanker, gangguan saluran pencernaan dan vertigo.
"Juga bagus dikonsumsi penderita diabeter karena kandungan indeks glikimik yang sangat rendah," katanya.