Wakil rakyat bergelar sarjana dan magister serta doktor ilmu hukum tersebut menyatakan itu pada sosialisasi Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila di Desa Sinar Baru Kecamatan Rantau Badauh Kabupaten Barito Kuala (Batola) Kalsel, Selasa.
Dalam sosialisasi tersebut, wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel III/Batola atau daerah pertanian pasang surut itu mengambil tema "Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila" (P4).
"Pancasila merupakan nilai-nilai luhur yang digali dari budaya bangsa di nusantara Indonesia dan memiliki nilai dasar kehidupan manusia yang diakui secara universal," ujar Karlie yang juga dosen salah satu perguruan tinggi swasta di Banjarmasin dan Kota Semarang Jawa Tengah itu.
Menurut dia, di tengah kemajemukan bangsa Indonesia, tentu bukan suatu hal yang mudah bagi para pendiri bangsa untuk merumuskan, menyepakati, menetapkan hingga mengesahkan Pancasila dengan gagasan Bung Karno sebagai dasar negara.
"Namun dengan niat luhur dan mengesampingkan kepentingan kelompok, agama maupun golongan, akhirnya pada 18 Agustus 1945, Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara yang tertuang di dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945," tegas Karlie.
Mantan aktivis mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM d/h Unlam) Banjarmasin itu menambahkan, Pancasila sarat dengan nilai-nilai luhur bangsa yang berintikan semangat gotong royong di atas keberagaman yang pengimplementssiannya harus dalam tindakan sehari-hari.
"Tetapi harus diakui implementasi nilai-nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praktis Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara masih jauh dari yang diharapkan bersama," demikian Karlie.
Sementara, Staf Ahli DPRD Kalsel, H.Puar Junaidi yang bertindak selaku narasumber antara lain mengatakan, salah satu nilai luhur budaya bangsa yang terkandung dalam Pancasila adalah semangat gotong-royong.
“Semangat gotong royong, tercermin dari sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia, yang tentunya menjadi modal bersama bangsa untuk bersatu dalam tindakan menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia,” katanya.
Menurut mantan anggota DPRD Kalsel beberapa kali tersebut , kini ajaran tentang nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila mulai memudar dalam masyarakat, karena beberapa tahun belakangan mulai tidak ada lagi.
“Namun begitu, masyarakat tampaknya merindukan ajaran tentang nilai-nilai luhur, pandangan hidup, filosofis bangsa dan yang lainnya dari Pancasila untuk kembali diajarkan,” lanjut mantan Ketua Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI) Kalsel itu.
Menjawab kerinduan masyarakat tersebut, menurut dia, upaya-upaya pengenalan kembali dan pembinaan nilai-nilai Pancasila sebagai pilar negara Indonesia pelaksanaannya harus dengan melibatkan pihak pemerintah, swasta dan akademisi.
Ia menambahkan, memudarnya penerapan dan pemahaman Pancasila bangsa Indonesia masa kini antara lain terlihat dari berbagai konflik berbasis intoleransi agama atau budaya yang semakin kerap bermunculan di daerah seluruh Indonesia.
Selain itu, kurangnya rasa persatuan dan kesatuan, mementingkan diri sendiri atau kelompok dan lain-lain, lanjut mantan aktivis mahasiswa Pancasila (Mapancas) tersebut.
“Sedangkan upaya-upaya pengenalan dan pembinaan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, wujudnya dengan menggelar kegiatan sosialisasi seperti yang kita laksanakan hari ini,” demikian Puar Junaidi.
Kegiatan sosialisasi di kediaman Aminuddin, Ketua RT 04 Desa Sinar Baru Rantau Badauh itu hadir sejumlah tokoh masyarakat, pemuka agama, perwakilan organisasi kewanitaan dan organisasi kepemudaan, serta masyarakat umum lainnya.