Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin Doyo Pudjadi mengungkapkan, budidaya ikan di daerahnya masih aman dari intrusi air laut di Sungai Martapura yang kadarnya di luar batas.
Pasalnya, kata Doyo, di Banjarmasin, Kamis, para petani ikan di daerahnya kini kebanyakan mengembangkan budidaya jenis ikan bawal dan patin, yakni, bisa hidup toleran di air asin yang tidak menentu belakangan ini dikarenakan kemarau panjang.
"Saat inikan kadar keasinan air sungai daerah kita sangat tinggi, intrusi atau masuknya air laut kesungai Martapura sudah merupakan kejadian alam, untungnya petani ikan di daerah kita banyak yang memelihara ikan jenis bawal dan patin," ujarnya.
Doyo mengungkapkan, keberadaan patani ikan dengan menggunakan sistem keramba atau jala apung di Sungai Martapura sangat besar, yakni, dengan komuditas sebanyak ratusan ton di sepanjang sungai mencakup daerah lima kecamatan.
"Kalau budidaya jenis ikan nila di keramba apung saat ini memang sudah tidak bisa dilakukan, sebab air sungai Martapura sudah sangat asin," ujarnya.
Dia menyatakan, sebagian besar petani ikan di daerahnya sudah memperkirakan akan terjadinya kemarau panjang yang menyebabkan sungai Martapura akan mengalami keasinan yang sangat akibat besarnya air laut masuk, hingga mereka beralih memelihara jenis ikan yang tahan.
"Jadi kejadian alam ini tidak menghentikan pemeliharaan ikan budidaya di daerah kita, tapi memang jenisnya saja tidak berfariasi lagi," tuturnya.
Namun untuk patani ikan sistem kolam, ujar dia, tentunya kejadian alam ini tidak begitu kuat mempengaruhi, sebab jenis ikan yang dibudidayakan diantaranya sebagaimana ikan haruan atau ikan gabus sangat tahan diperubahan kondisi air tanah.
`Saat ini pemeliharaan ikan haruan juga sudah sangat pesat di daerah kita, pemeliharaan ikan jenis hidup alami ini cukup sukses di lakukan," bebernya.