Rantau (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kabupaten Tapin di Kalimantan Selatan mencatat ada 842 anak putus sekolah di wilayahnya, disebabkan karena faktor ekonomi, pernikahan dini dan beban tugas.
"Karena kesulitan ekonomi anak yang harusnya duduk di bangku sekolah terpaksa membantu orangtuanya mencari uang, pernikahan dini dan ada anak yang sering absen, tidak mengerjakan tugas sekolah dan kemudian berhenti," jelas Kepala Dinas Pendidikan Tapin Hj Ahlul Janah di Rantau, Rabu.
Rincian angka 842 anak putus sekolah itu didominasi oleh anak di tingkat SD sebanyak 539, terus SMP 120 dan SMA 183.
Hal itu diungkapkannya saat menerima bantuan beasiswa pendidikan sebesar Rp33 juta dari perusahaan tambang batu bara PT Binuang Mitra Bersama (BMB) untuk 23 anak putus sekolah.
"23 orang sudah dihandel oleh PT BMB, sisanya APBD untuk tingkat SD dan SMP. Dan untuk SMA kami membuat proposal ke Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan dan ke Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan," jelasnya.
Dia berharap angka anak putus sekolah (PTS) dan anak tidak sekolah (ATS) di Tapin dapat tuntas, hingga akhirnya meningkatkan angka harapan lama sekolah.
Wakil Bupati Tapin H Syafrudin Noor memuji program beasiswa dari PT BMB yang selalu memperhatikan pendidikan di daerahnya.
"Dengan bantuan beasiswa ini saya berharap agar anak anak yang putus sekolah mendapatkan pendidikan yang layak dan kembali bersemangat," ujarnya.
Salah satu daerah yang juga terkenal dengan industri ekstraktif seperti batu bara dan perkebunan kelapa sawit ini, Wakil Bupati Tapin berharap jejak PT BMB diikuti oleh perusahan lainnya.
Kepala Teknik Tambang PT BMB Giyarno mengatakan diberikannya beasiswa itu, untuk menciptakan kesetaraan pendidikan pada generasi muda di Tapin.
"Meningkatkan daya bersaing dalam dunia pekerjaan, sehingga mereka dapat menggapai keinginan dan harapan mereka," ujarnya.
842 anak di Tapin putus sekolah didominasi faktor ekonomi
Rabu, 1 September 2021 20:16 WIB