Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Pena Hijau Indonesia kembali menambah koleksi pohon-pohon lokal yang dihimpun dari seluruh daerah di Kalimantan Selatan ke Kebun Raya Banua (KRB).
Ketua Pena Hijau Deny Susanto mengatakan, penyerahan bibit pohon khas Kalsel tersebut, diharapkan akan melengkapi koleksi pohon dan tanaman Kebun Raya Banua.
"Kami kembali menyerahkan puluhan bibit pohon lokal yang diterima langsung Kepala UPT KRB Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Kalsel Ir Agung Sriono di Kebun Raya Banua (KRB) di kawasan lingkungan Perkantoran Setda Pemprov Kalsel di Banjarbaru," katanya.
Adapun bibit yang diserahkan yakni, pohon kayu supat, Tarap, Rawali, Kalimput, Binjai, Pangkal, Jangkay, Gharu dan Randu. Semua tanaman itu dari Sungai Raya Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Tapin.
Menurut Deny, sesuai komietmen, pihaknya akan menambah koleksi tanaman di KRB tersebut, makanya bibit langka itu diambil dari beberapa daerah Kandangan dan Rantau.
"Selain bibit yang diserahkan, kami juga akan kembali mencari bibit khas dari beberapa daerah di Kalsel seperti dari Tanah Laut (Tala) dan Tanah Bumbu (Tanbu)," kata Koresponden Media Indonesia (MI).
Pena Hijau akan terus bekerjasama dengan pihak KRB akan guna mewujudkan Taman Labirin Banua maupun Tematik Aromatik di sana menjadi banyak dan tumbuh subur.
Selanjutnya untuk melihat rencana pembangunan KRB di Kabupaten Tabalong dan Balangan akan meninjau bersama-sama dengan kepala UPT tersebut.
Kepala UPT KRB Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Kalsel Ir Agung Sriono mengatakan, sangat apresiasi bantuan tersebut.
"Rencananya, KRB juga akan mendapatkan pohon dari Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) jumlahnya lumayan banyak. Namun harus mengambil sendiri ke kota Apam tersebut," katanya.
Kebun Raya Banua dibangun sejak empat tahun terakhir, dengan tujuan sebagai tempat rekreasi dan edukasi serta pelestarian tanaman langka di daerah ini.
Berbagai fasilitas telah dibangun di lokasi tersebut, antara lain menara agar pengunjung dapat melihat dari atas lingkaran taman dan foto selfie serta ada lapangan bola untuk futsal hingga zona tanaman obat keluarga (Toga).
Bahkan sarana pembangunan spa untuk repleksi juga sudah selesai, namun tinggal menunggu listrik dipasang. Di tahun 2017 ini pihaknya teus menambah koleksi dari Kabupaten HSS dan HST, seperti berbagai jenis tanaman Anggrek.
Saat ini, sudah ditanam juga tanaman khusus buah-buahan, tanaman kayu serta , semuanya 700 jenis dilakukan pembibitan dan penanaman sesuai zonanya.
"Saat ini kami di KRB mendapat bantuan dari Kementrian PU Rp10 miliar, yakni bangunan rumah kaca dan landscape dan taman air mancur dijadikan simbol menara reklamasi. Hal itu sebagai bentuk bahwa KRB asalnya lokasi penambangan atau pendulangan tambang tradisional intan," katanya