Barabai (ANTARA) - Kelompok relawan dan masyarakat penjaga hutan adat Posko Meratus melakukan penanaman ribuan pohon di kawasan ekowisata Pegunungan Meratus, Dusun Pantai Mangkiling, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Minggu, (29/1).
Baca juga: Peran Posko Meratus bantu warga terdampak banjir
Ketua Posko Meratus Kasman mengatakan aksi tersebut bertujuan untuk memulihkan kerusakan kawasan hutan adat dan daerah aliran sungai (DAS), bekerjasama dengan Pena Hijau Indonesia, serta mendapat dukungan para pihak seperti ; KPH Hulu Sungai, PT Telkomsel Regional Kalimantan dan Biji Kopi.
"Ini merupakan upaya kami untuk menjaga hutan adat yang sebagian dalam kondisi rusak, sekaligus peringatan dua tahun Posko Meratus," ujar di Barabai, Kamis.
Baca juga: DPRD HST : Jangan sampai polisi kehutanan terkesan terlibat ilegal logging
Jenis pohon yang ditanam antara lain tanaman bernilai ekonomi berupa pohon buah-buahan, kopi dan jenis pohon penguat bantaran sungai.
Selain penanaman pohon, kegiatan bertajuk "Lestarikan Hutan Adat Membangun Wisata Pedalaman" ini juga ditandai dengan kegiatan bersih-bersih kawasan wisata desa Pantai Mangkiling dan air terjun Tumaung.
"Juga ada kegiatan sharing session oleh Pena Hijau tentang jurnalistik bagi para pegiat wisata dan Pokdarwis di Hulu Sungai Tengah," ujarnya.
Kepala KPH Hulu Sungai Rudiono Herlambang mengatakan DAS di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini merupakan DAS prioritas untuk dipulihkan.
"Rehabilitasi DAS di wilayah KPH Hulu Sungai merupakan salah satu yang prioritas," tegasnya.
Pemerhati Lingkungan yang juga mantan Direktur Eksekutif Walhi Nasional, Berry Nahdian Furqon menyatakan dukungannya atas aksi kelompok relawan dan masyarakat penjaga hutan adat Posko Meratus ini.
"Meratus wajib dijaga dan dilestarikan tanpa kecuali, sekaligus diberdayakan sebagai sumber ekonomi masyarakat lokal, salah satunya adalah pengembangan ekowisata selain sumberdaya lainnya dengan tetap memperhatikan keberlanjutan dan kelestariannya," ungkapnya.
Baca juga: Walhi Kalsel bersama UNDP bersihkan sungai pascabanjir bandang