Banjarmasin (ANTARA) - Seiring "darurat sampah" Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel), kini warga masyarakat setempat ramai-ramai pelatihan membuat kompos atau pupuk organik.
Pantauan Antara Kalsel di Banjarmasin, Ahad melaporkan, dengan bimbingan tenaga ahli, "River Care Generation" mengundang warga masyarakat menyaksikan pelatihan pembuatan kompos
Sebagaimana halnya warga RT43 Kelurahan Pemurus Dalam Kota Banjarmasin, 20 April 2025 atau Ahad pagi mendapat kesempatan menyaksikan cara pembuatan kompos sekaligus sebagai media pendidikan/pelatihan.
Baca juga: Wali Kota Banjarmasin ajak insan Bank Kalsel tangani sampah
Warga masyarakat tampak cukup antusias menyaksikan pelatihan pembuatan kompos yang berlangsung di Jalan Sriwijaya Komplek Beruntung Jaya.
Ketua RT43 Pemurus Dalam Hairul Fajeri berharap, dengan menyaksikan pelatihan pembuatan kompos tingkat kesadaran warga makin meningkat dalam pengelolaan sampah sehingga mengurangi permasalahan lingkungan.
"Oleh karena peserta yang menyaksikan pelatihan pembuatan kompos terbesar atau pada kesempatan ini baru 20 orang terjadi 'ketok tular' yaitu bagi yang sudah menyaksikan dapat pula menularkan pengetahuan yang dia dapat kepada warga lainnya," ujar Fajeri di sela-sela kegiatan tersebut.
Pelatihan pembuatan kompos tersebut juga dalam rangkaian peringatan "Hari Bumi 2025 dan Kondisi Darurat Sampah" Kota Banjarmasin yang berjuluk kota seribu sungai tersebut, dan hadir pada kegiatan di Jalan Sriwijaya Komplek Beruntung Jaya Lurah Pemurus Dalam Shelleya Dessesta.
Baca juga: Dirjen Cipta Karya tinjau penanganan darurat sampah di Banjarmasin

Sebelumnya atau Sabtu (19/4/2025) arisan ibu-ibu Komplek Bumi Kesturi Kelurahan Pemurus Dalam menggelar sosialisasi pembuatan komposter.
Warga Komplek Bumi Kesturi atau tempat tinggal mantan Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina itu melakukan sosialisasi pembuatan komposter di "Kampung Ketupat" Kelurahan Sungai Baru Banjarmasin.
Sementara permasalahan sampah di Kota Seribu Sungai Banjarmasin makin menjadi-jadi seiring penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih Banjarmasin oleh Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia beberapa waktu lalu.
Sebagai dampak atau sebab akibat penutupan TPA Basirih tersebut dimana-mana sampah seperti menggunung dan berserakan, tidak hanya pada Tempat Pembuangan Sementara (TPS), tapi juga perkantoran.
Baca juga: Kalsel kemarin dari darurat sampah hingga SAKIP
