Tanah Laut, Kalsel (ANTARA) - Petani Kecamatan Kurau Kabupaten Tanah Laut (Tala) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengeluhkan pengairan dan hama berupa "kalimbuai" atau keong.
"Keluhan warga tani Kurau atau daerah pinggiran Sungai Barito tersebut saat saya reses terakhir," ujar anggota DPRD Kalsel Habib Hamid Bahasyim ketika dikonfirmasi, Selasa.
Kecamatan Kurau merupakan sentra pertanian atau lumbung padi "Bumi Tuntung Pandang" Tala dengan sistem pertanian tadah hujan dan pasang surut atau menggunakan irigasi sederhana.
Dengan mengutip keluhan warga tani Kurau tersebut, wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VII/Kota Banjarbaru dan Tala itu, mengungkapkan, akibat serangan kalimbuai atau "gondang" produksi padi tidak maksimal, bahkan menurun.
Begitu pula setiap saat panen harga gabah anjlok yang biasanya (sebelum panen) per belik/kaleng (isi 20 liter) lebih Rp70.000, kini paling tinggi Rp60.000 sehingga merugikan petani.
Mengenai pengairan, lanjut Habib Hamid mengutip keterangan warga Kelurahan Padang Luas Kurau. embung mengalirkan air pada irigasi yang tidak berfungsi.
"Seharusnya pemerintah hadir saat mereka mengalami kesulitan seperti harga gabah yang anjlok serta bantuan penanganan/membasmi kalimbuai - hama yang mengganggu pertumbuhan tanaman padi," tambah Habib Hamid mengutip ucapan petani setempat.
Kelurahan Padang Luas Kurau merupakan reses terakhir Habib Hamid Bahasyim sejak 10 November lalu selama delapan hari menemui konstituen di Kota Banjarbaru dan Bumi Tuntung Pandang Tala.