Banjarmasin (ANTARA) - Sekretaris Komisi IV Bidang Kesra DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) yang juga membidangi Kesehatan,.Firman Yusi berpendapat, pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama memerangi "Aedes Aegypti" atau nyamuk pembawa virus demam berdarah.
"Kita juga turut prihatin dengan pemberitaan penyakit demam berdarah atau DBD belakangan ini kian meningkat," ujar Firman Yusi yang juga Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kalsel di Banjarmasin, Jumat.
Baca juga: Karlie Hanafi gandeng UPTD PPA sosialisasikan perlindungan anak
Menurut alumnus Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin yang berkampus di Banjarbaru itu, penyemprotan atau pengasapan (fogging) kurang efektif untuk pemberantasan DBD.
"Sebab, ketika fogging nyamuk pembawa/penyebab demam berdarah tidak semua mati atau terbang ke daerah lain, tapi suatu saat akan kembali," ujar wakil rakyat kelahiran "kota minyak " Tanjung (237 km utara Banjarmasin), ibukota Kabupaten Tabalong tersebut.
Menurut dia, cara efektif memerangi Aedes Aegypti menjaga lingkungan agar tetap bersih atau terhindari tempat-tempat nyamuk itu bersarang.
"Karena nyamuk pembawa/penyebab demam berdarah juga senang tinggal pada air bersih. Oleh sebab itu membudayakan 3M (Menutup, Menimbun. Menguras) mungkin lebih efektif untuk pencegahan," katanya.
Baca juga: Komisi II sarankan Masyarakat Buka Usaha mandiri melalui pinjaman modal dari Bank Kalsel
"Jadi semua kembali pada kita sendiri. Pemerintah hanya memfasilitasi, baik dalam hal pencegahan maupun penanggulangan atau pengobatan," lanjut mantan anggota DPRD "Bumi Saraba Kawa " Tabalong itu.
Namun, wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Tabalong itu mengingatkan pemerintah harus siap siaga dalam hal berbagai fasilitas kesehatan masyarakat.
Sebagai contoh obat-obatan, tempat rawat inap manakala perlu. serta tenaga medis dan paramedis (perawat) jangan sampai ketika wabah terjadi kalang kabut, alasan ini itulah, demikian Firman Yusi.
Sementara beberapa pemberian media di Kalsel belakangan ini tercatat sudah delapan orang yang meninggal dunia akibat serangan DBD.
Baca juga: Komisi II DPRD Kalsel jembatani warga sampaikan aspirasi ke Bank Kalsel dan Bappeda Kalsel