Batulicin (ANTARA) - Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan, sejak Januari 2023 hingga saat ini terus melandai.
"Pada Januari 2023 tercatat sebanyak 24 kasus, pada Februari menurun sembilan kasus menjadi empat kasus," kata pengelola/wasor DBD pada Dinkes Kotabaru Akhmad Ruyani, di Kotabaru Senin.
Untuk menurunkan kasus tersebut, Dinas Kesehatan Kotabaru melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk melalui program peran juru pemantau jentik atau (jumantik) di seluruh wilayah "Bumi Saijaan".
Implementasinya, petugas membagikan bubuk abate secara gratis kepada masyarakat melalui Puskesmas terdekat.
Selanjutnya masyarakat menuang satu gram bubuk abate ke dalam bak mandi yang berisi sepuluh liter air.
Efek bubuk abate dalam memberantas larva nyamuk demam berdarah dapat bertahan selama tiga bulan, asalkan tidak menguras tempat penampungan air tersebut.
"Program ini terus kami galakkan mengingat kasus DBD di Kotabaru belum tuntas," tegasnya.
Upaya lain yang dilakukan oleh dinas Dinas Kesehatan Kotabaru adalah melakukan pengasapan atau "fogging" di beberapa titik yang terdapat kasus DBD untuk mematikan nyamuk khususnya pembawa penyakit DBD," jelas Ruyani.
Periode 2023, fogging dilakukan di wilayah perumahan Kodim Kotabaru, pasalnya di wilayah tersebut terdapat laporan dan catatan kasus DBD.
Metode lain agar kasus DBD di Kotabaru benar-benar tuntas yaitu, peran masyarakat menerapkan pola hidup 3M yaitu menguras tempat-tempat penampungan air yang dapat menimbulkan jentik nyamuk, menutup rapat semua tempat penampungan air, mengubur barang tidak terpakai.
"Sejauh ini, kasus DBD di Kotabaru tidak ada korban jiwa. Kami terus melakukan monitoring keseluruh desa untuk melakukan pencegahan dan penanganan kasus DBD," jelasnya.
Kasus DBD di Kotabaru terus melandai
Senin, 20 Februari 2023 21:22 WIB