"Kami perhitungkan, kelistrikan di Kalselteng baru aman 2019 karena daya listrik yang dimiliki lebih besar dari beban puncak," ujarnya di Kota Banjarbaru, Senin.
Ia mengatakan, manajemen PLN secara bertahap membenahi sistem kelistrikan termasuk menambah daya listrik sehingga mampu melayani pelanggan dua provinsi tersebut.
Dijelaskan, PLN mempersiapkan program jangka pendek dan jangka panjang dalam upaya memberikan pelayanan kelistrikan ke pelanggan yang jumlahnya 1,4 juta sambungan.
"Program jangka pendek dilakukan dengan memelihara pembangkit dan menyewa pembangkit, sedangkan jangka panjang menambah kapasitas daya listrik," ungkapnya.
Disebutkan, pihaknya melakukan pemeliharaan pembangkit terutama PLTU unit 1, 2, 3 dan 4 sesuai kondisi mesin pada pembangkit dan masa pemakaian mesin pembangkit itu.
"Pemeliharaan pembangkit bisa dilakukan dengan melihat kondisi dan masa pemakaian mesin. Jika kondisi sudah harus diperbaiki maka harus dipelihara," ujarnya.
Menurut dia, program jangka panjang yang disiapkan PLN adalah menambah kapasitas daya listrik agar memiliki cadangan yang lebih besar dengan beban puncak.
Dikatakan, tahapan program jangka panjang yakni selesainya PLTU Pulang Pisau dan Bangkanai di Kalteng yang akan menghasilkan daya listrik sebesar 105 Mega Watt (MW).
"Pembangkit listrik Pulang Pisau dan Bangkanai dijadwalkan masuk sistem kelistrikan Barito awal Januari 2016 dan menjadi "nyawa" bagi sistem kelistrikan Kalselteng," kata dia.
Kemudian, dilanjutkan pada 2017 pembangunan PLTU Bangkanai tahap 2 dengan kapasitas daya listrik yang dihasilkan sebesar 144 MW dan 2018 dibangun PLTMG di Seberang Barito.
"Kapasitas daya listrik PLTMG yakni 2x100 MW dan PLTU di Tanjung, Kalsel juga dengan kapasitas 2x100 MW sehingga daya listrik keseluruhan makin besar," katanya.