Pertumbuhan ekonomi kota Banjarbaru tiap tahunnya cenderung mengalami kenaikan. Pertumbuhan ekonomi di tahun 2013 mencapai 6,27%.
Dan sektor yang paling banyak mendukung pertumbuhan perekonomian adalah sektor jasa sebesar 23,68%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,41%, dan sektor bangunan sebesar 18,37%.
Sisanya didukung oleh sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik dan air minum, pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kota Banjarbaru selama tahun 2012 menghasilkan nilai tambah bruto sebesar 2,36 milyar rupiah jika dilihat dengan harga konstan sekitar 1,07 milyar rupiah. Sedangkan PDRB perkapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2012 mencapai Rp. 1.013.620 jika dilihat berdasarkan harga konstan sebesar Rp. 5.011.455 per kapita.
Jumlah produksi tanaman bahan makanan di tahun 2012 rata-rata mengalami peningkatan dibanding tahun 2011. Jumlah produksi padi di kota Banjarbaru adalah 6.988,14 ton dengan rata-rata produksi 34,98 Kw/Ha.
Realisasi penerimaan keuangan di Banjarbaru mencapai 685.984 M dari yang ditargetkan sebesar 586.679 M. PAD kota ini pada tahun 2012 sebesar 62.067 M yang sebelumnya ditargetkan 45.113 M.
Melalui SK Walikota Banjarbaru Nomor : 188.4.45/422/KUM/2013 tanggal 27 Nopember 2013, Kota Banjarbaru telah membentuk Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang anggotanya terdiri dari beberapa Kepala SKPD terkait, seperti Kadisperindagtamben, Kadistankanhut, Kadinsosnaker, Kadishubkominfo, Kadis Koperasi dan UMKM, Kepala BPS, Kepala BAPPEDA.
Selanjutnya, Kepala BKP dan Penyuluhan, dan lintas sektoral seperti Kepala Diisi Assesment Ekonomi Moneter BI dan Kadivreg Bulog Kalimantan Selatan.Sekretariat TPID berada di Bagian Perekonomian dan SDA Subbag Adiministrasi Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan, dan Energi.
PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin kota Banjarbaru di tahun 2011 sebanyak 11.603 jiwa, dan di tahun 2012 sebanyak 11.051 jiwa.
Kota Banjarbaru telah melaksanakan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan program penanggulangan kemiskinan. Program dan kegiatan yang telah dilakukan di tahun 2013 yaitu :
1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan.
Bantuan Langsung Mandiri (BLM) yang sudah disalurkan melalui APBN adalah Rp. 10.481.250.000,-. Dan Dana untuk Urusan Bersama (DDUB) atau sharing melalui dana APBD Kota Banjarbaru sebesar Rp. 3.633.750.000,-
2. Pemberian Dana Stimulan pembangunan infrastruktur bagi Kelurahan se-kota Banjarbaru.
Dana stimulan yang telah dikucurkan di tahun 2013 sebesar Rp. 75.000.000,- per Kelurahan. Dengan kata lain total yang telah diberikan untuk pembangunan infrastruktur Kelurahan Rp. 1.500.000.000,-
3. Pelaksanaan Program GerbangMastaskin
Penyaluran GerbangMastakin di tahun 2013 sebesar Rp.620.000.000,- pada 8 Kelurahan dengan rincian :
a. Pola Sharing : APBD Propinsi Rp. 200.000.000,- dan APBD Kota Rp. 180.000.000,- untuk 4 Kelurahan (Kelurahan Sungai Ulin, Kelurahan Landasan Ulin Tengah, Kelurahan Loktabat Selatan, dan Kelurahan Landasan Ulin Timur).
b. Pola Mandiri : Rp. 240.000.000,- untuk 4 Kelurahan (Kelurahan Guntung Manggis, Kelurahan Sungai Besar, Kelurahan Mentaos, dan Kelurahan Komet).
4. Penyaluran Beras pada Masyarakat Miskin
Di tahun 2013 terdapat 6.186 Rumah Tangga Miskin (RTS) yang menerima Bantuan Beras sebanyak 15 kg/RTS/bulan selama 12 bulan dengan harga tebus Rp. 1.600/kg.
Dibidang perkoperasian dan usaha kecil
Seiring dengan perkembangan pembangunan yang semakin pesat di kota Banjarbaru, jumlah penduduk juga mengalami lonjakan tingkat pertumbuhan yang signifikan.
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil hingga Februari 2014 tercatat jumlah penduduk Banjarbaru adalah 240.442 jiwa, terdiri dari 124.655 penduduk laki-laki dan 115.787 penduduk perempuan.
Jumlah ini telah jauh meningkat dibandingkan dengan tahun 2012 yang berjumlah 214.287 jiwa.
Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat, di beberapa kawasan bermunculan pasar-pasara dadakan (pasar kaget). Pasar, apapun bentuknya merupakan basis ekonomi dalam menggerakkan stagnasi ekonomi suatu wilayah.
Karena itulah, pemerintah mencoba mencari alternatif pengelolaan pasar melalui pemberdayaan koperasi. Pengelolaan oleh koperasi ini sangat membantu pemerintah kota Banjarbaru dalam upaya efisiensi dan efektifitas pengelolaan pasar.
Selain itu, dalam rangka memberi dukungan permodalan untuk menunjang kegiatan ekonomi produktif masyarakat, Pemerintah bekerjasama dengan Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia telah mengucurkan bantuan Kredit usaha rakyat bagi usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKMK) di kota Banjarbaru.
Dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Banjarbaru diperoleh data realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Banjarbaru per-Februari 2014.
Dari 5 buah bank pendukung program ini tercatat, bank BRI memiliki jumlah debitur terbanyak yaitu 5.425 dengan realisasi dana KUR sebesar 85.222.500.000. Sedangkan realisasi dana KUR pada bank yang lain yaitu : BNI sebesar 17.029.741.335, Bank Kalsel 12.491.830.623, bank BTN 5.767.000.000, dan bank Bukopin 11.140.000. Jadi besarnya dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang sudah terealisasi per-Februari 2014 sebesar 120.522.211.958 atau sekitar 120 M.
Tentunya kita berharap, kredit bagi UKM yang disalurkan perbankan dapat terus meningkat agar pelaku usaha kecil di kota Banjarbaru semakin maju mengembangkan usahanya.
Selain itu dari 4 BUMN ( PT. Angkasa Pura, PT. Pupuk Kaltim, PT. PLN Persero, dan PT. Pos Indonesia ), terealisasi pemberian pinjaman pada KUMKM per Maret 2014 sebesar Rp. 42.119.027.500 dengan total debitur sebanyak 2.272 orang.
Per Maret 2014, Tercatat ada 26 Lembaga Keuangan Mikro di kota Banjarbaru dengan total jumlah anggota sebanyak 1399.
Di sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan, telah dilaksanakan beberapa program dalam rangka peningkatan di pertanian, perikanan, dan kehutanan Banjarbaru.
Di sektor pertanian, ada Program peningkatan ketahanan pangan. Program ini berkaitan dengan kegiatan penyediaan data dan informasi pertanian, perikanan, dan kehutanan dengan up dating data yang melibatkan penyuluh pertanian lapangan di tiap kelurahan, matri tani kecamatan dan pihak lain yang terkait.
Selain itu ada pula kegiatan penelitian/pengkajian tentang daerah rawan pangan, rantai pasokan dan pemasaran pangan, peningkatan mutu dan keamanan pangan serta teknologi budidaya. Kegiatan pengembangan intensifikasi tanaman padi dan palawija sebagai usaha peningkatan pertanian di kota Banjarbaru juga dilaksanakan melalui program ini, disamping kegiatan pemanfaatan pekaranagn UPT BPP sebagai usaha peningkatan ketahanan pangan.
Kegiatan penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agribisnis serta peningkatan kemampuan lembaga petani sebagai usaha peningkatan kesejahteraan petani di Banjarabru juga dilaksanakan melalui Program Peningkatan Kesejahteraan petani.
Untuk meningkatkan produksi pertanian/perkebunan di Banjarbaru dilakukan melalui kegiatan pengembangan penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan dan pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan.
Pengembangan Budidaya Perikanan dilaksanakan melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan perikanan, pengawasan kelestarian sumberdaya perikanan, pembinaan, dan pengembangan perikanan. Untuk meningkatkan perikanan di kota Banjarbaru dilakukan usaha pengolahan hasil perikanan dan pengembangan sarana dan prasarana perikanan. Pengembangan Bibit ikan unggul juga dilakukan sebagai usaha untuk menyediakan bibit ikan yang berkualitas di kota Banjarbaru dan meningkatkan penyediaan ikan di kota Banjarbaru.
Di Banjarbaru ada Balai Benih Ikan yang mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan produksi benih ikan dan induk yang bermutu bagi UPR serta pengkajian dan penerapan teknik pembenihan.
Balai Benih Ikan kota Banjarbaru mempunyai luas 0,5 Ha, terdiri 0,35 Ha kolam dan 0,15 Ha bangunan. Letaknya di tepi saluran primer irigasi riam kanan. Hingga Pebruari 2014 terdapat 7 jenis induk/calon induk Balai Benih Ikan Banjarbaru. Induk ini sumbernya dari BBAT Mandiangin, BBPAT Sukabumi, P.U Kalsel(Danau Panggang) dan Jawa Timur.
Hingga akhir Desember 2013 benih yang dihasilkan Balai Benih Ikan kota Banjarbaru adalah benih ikan mas 363.500 ekor, benih ikan nila 74.100 ekor, benih ikan lele 358.050 ekor, benihikan Koi 1000 ekor, serta calon induk lele, nila, ikan mas, dan Koi.
Benih-benih ikan tersebut didistribusikan di daerah Banjarbaru serta ke ebrbagai daerah di Kalimantan seperti wilayah kabupaten Banjar, Batola, Tabalong, Kelteng dan Kaltim.
Di sektor peternakan, ada program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak. Program ini dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak, pemusnahan ternak yang terjangkit penyakit endemik, mencegah dan menanggulangi penyakit rabies dan pembinaan kesehatan masyarakat veteriner sebagai usaha peningkatan penanggulangan bahaya penyakit yang diakibatkan oleh hewan yang terjangkit rabies dan penyakit ternak lainnya di kota Banjarbaru.
Saat ini dilakukan pengembangan sapi perah di kota Banjarbaru. Tujuannya untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak melalui penyebaran ternak sapi perah unggul, mengembangkan komoditas unggul spesifikasi lokal di wilayah potensi pengembangan, dan meningkatkan kemandirian usaha peternakan serta pendapatan dan kesejahteraan peternak melalui kegiatan bantuan ternak bibit.
Saat ini Kelompok tani yang sudah mengembangkan kegiatan ini adalah Kelompok Tani Ternak MAJU BERSAMA yang beralamat di Gg. Manggis Kelurahan Syamsuddin Noor Kecamatan Landasan Ulin dengan ketua kelompok tani H. Noor Hamid.
Kelompok Tani Ternak Maju Bersama telah memiliki 53 ekor sapi perah dan jantan 8 ekor. Yang sudah berproduksi 7 ekor, dengan rata-rata produksi susu 7 liter/hari. Sehingga per harinya kelompok tani ternak ini bisa menghasilkan 49 liter susu dan dijual oer liternya Rp.10.000,-
Untuk perbaikan dan pemeliharaan kualitas lahan dan lingkungan, dilakukan melalui program rehabilitasi hutan dan lahan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup di kota Banjarbaru.
Bidang Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi Di tahun 2013, kegiatan bidang industri diarahkan untuk meningkatkan keterampilan teknis, manajemen, peningkatan wawasan, pameran, pemantauan dan pengawasan, penyuluhan serta kegiatan pendukung dan kerjasama antar instansi.
Pemantauan dan pengawasan produk makanan dan minuman terus dilaksanakan selama 4 kali per triwulan dengan BTM sebanyak 40 sample. Untuk kelancaran arus barang khususnya sembako telah dilakukan koordinasi dengan para distributor.
Pelaksanaan komoditi barang strategis dilaksanakan setiap awal minggu di 2 lokasi yaitu di Pasar Bauntung dan Pasar Ulin Raya dalam bentuk monitoring harga dan ketersediaan sembilan bahan pokok serta komoditi strategis lainnya.
Di tiga wilayah kecamatan di Banjarbaru juga telah dilaksanakan Tera Ulang peralatan Ukur Takar Timbang dan perlengkapannya ( UTTP). Kegiatan ini bekerjasama dengan Balai pelayanan Kemetrologian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan. Dari target 500 buah telah tercapai 1469 buah atau sebesar 97,93%. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kepercayaan konsumen terhadap para pedagang.
Penerimaan Pajak di tahun 2013 dari Sektor Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan serta Penerimaan Pajak Air Tanah telah melebihi target yang ditetapkan. Target Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan sebesar Rp. 250.000.000 dan realisasinya sebesar Rp.481.851.192.
Sedangkan Target Penerimaan Pajak Air Tanah sebesar Rp.85.000.000 sedangkan realisasinya sebesar Rp. 177.455.085.
Di Banjarbaru terdapat 14 kelompok industri besar dengan total jumlah tenaga kerja 2156 orang, 53 kelompok industri sedang dengan total jumlah tenaga kerja 2131 orang, dan 349 kelompok industri kecil dengan total jumlah tenaga kerja 2972 orang. Jadi jumlah tenaga kerja yang terserap melalui bidang industri hingga akhir 2013 tercatat 7259 orang.
Di Banjarbaru juga terdapat beberapa produksi Galian C, seperti Tanah Urug dan Lempung Kaolin dengan izin penggalian yang masih aktif. Selain itu ada pula lokasi penambangan intan tertua di Kalimantan. Tercatat di tahun 2013 telah memproduksi intan sebanyak 1155 carat dengan tenaga penambang kurang lebih berjumlah 250 orang.