Banjarmasin (ANTARA) - Bank Kalsel mulai mengkaji perubahan statusnya menjadi bank devisa, seiring dengan tren pertumbuhan ekonomi yang positif di Kalimantan Selatan.
Melalui keterangan tertulis, yang diterima di Banjarmasin, Kamis, disampaikan pertumbuhan ekonomi tersebut, dipengaruhi oleh terbuka nya lapangan usaha strategis di sektor jasa, pariwisata, mineral dan pertambangan, transportasi, pergudangan serta industri pengolahan.
Pada Kunjungan Kerja di PT Taspen (Persero) KC Jakarta Selatan, Direktur Utama Bank Kalsel, Fachrudin mengatakan melalui status baru sebagai Bank Devisa perseroan akan melebarkan bisnis ke transaksi mata uang asing, dan layanan jasa pengiriman uang (Remitansi).
Hal itu selain untuk melayani nasabah korporasi asal banua yang sudah masuk dalam jajaran eksportir global juga sekaligus untuk mendukung nasabah UMKM.
“Tahun 2023 sedang kita kaji, dan kami berharap tahun depan Bank Kalsel siap menjadi Bank Devisa” kata Fachrudin.
Menurut Fachrudin, seiring berkembangnya teknologi keuangan antar negara dan dorongan pemerintah untuk memperbesar volume ekspor bagi UMKM, dorongan untuk meningkatkan status Bank Kalsel menjadi Bank Devisa tidak terelakkan.
Lebih lanjut., Fachruddin menambahkan, kinerja Bank Kalsel digenjot maksimal untuk menyasar pangsa pasar lintas generasi mulai dari Gen Z hingga pensiunan dengan memanfaatkan layanan aplikasi digital “Ready Cash” yang saat ini juga sedang dipersiapkan.
“Aplikasi Ready Cash menjawab kebutuhan perbankan masa kini yang telah bergeser secara radikal,” ucap Fachruddin.
Diusia jelang ke 60 pada tahun 2024 ini, kami berupaya terus memanjakan kemudahan konektivitas layanan hanya melalui gawai. Tanpa perlu ke kantor bahkan sambil rebahan, transaksi keuangan di Bank Kalsel dapat dilakukan, terang Fachruddin.