"Perkembangan ke depan akan tetap positif dan akan mendukung pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan sepanjang 2025, yang diperkirakan mencapai kisaran 4,5 persen-5,3 persen," ucap Fadjar di Banjarmasin, Kamis.
Baca juga: BI Kalsel catat inflasi Maret 2025 sebesar 1,59 persen
Fajar menambahkan inflasi daerah terkendali dan berada pada kisaran sasaran nasional 2,5 persen±1 persen, sehingga dapat turut menopang daya beli masyarakat.
Dari sisi digitalisasi, transaksi ekonomi dan keuangan digital terus meningkat, seiring semakin luasnya penggunaan sistem pembayaran non-tunai seperti QRIS.
“Pertumbuhan volume dan nilai transaksi QRIS menunjukkan bahwa masyarakat makin percaya dan nyaman bertransaksi secara digital. Namun di sisi lain, kami tetap mendorong inklusi tunai agar seluruh lapisan masyarakat terlayani,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kalsel Syafriadi menjelaskan realisasi belanja negara di Kalsel terjaga dengan dukungan fiskal mencapai Rp8,54 triliun atau 22,57 persen dari total pagu anggaran.
Rinciannya, belanja pemerintah pusat mencapai Rp1,53 triliun, sedangkan Transfer ke Daerah (TKD) tercatat Rp7,01 triliun. Di tengah upaya efisiensi dan ketatnya ruang fiskal nasional, realisasi ini mencerminkan kinerja anggaran yang baik.
Pemerintah terus memastikan bahwa dana yang tersedia dapat segera digunakan untuk program prioritas sejak awal tahun, seperti pembangunan infrastruktur, layanan dasar, dan dukungan sosial.
“APBN tetap menjadi instrumen utama menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi daerah. Meskipun tekanan ekonomi global masih berlangsung, kita tetap optimis dan adaptif,” ujarnya.
Baca juga: BI Kalsel petakan cara kendalikan inflasi dari hulu ke hilir
Stabilitas keuangan terjaga, inklusi dan literasi terus ditingkatkan hal itu menurut Kepala OJK Provinsi Kalimantan Selatan Agus Maiyo turut menyampaikan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan (SJK) di Kalimantan Selatan tetap terjaga meskipun volatilitas pasar global masih berlangsung.
Perbankan di daerah mencatatkan kinerja positif aset tumbuh 5,87 persen, kredit naik 11,38 persen, dan dana pihak ketiga meningkat 6,89 persen (yoy), dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) terjaga pada 2,21 persen.
Selain itu, sektor Lembaga Pembiayaan, Modal Ventura, dan Lembaga Keuangan Mikro juga tumbuh positif dengan profil risiko yang sehat. Dari sisi perlindungan konsumen, OJK terus memperkuat literasi keuangan. Hingga April 2025, edukasi keuangan telah menjangkau lebih dari 3.290 orang, dengan penyediaan 5.138 layanan SLIK dan 1.400 layanan Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen.
OJK menekankan pentingnya proaktivitas lembaga jasa keuangan dalam melakukan asesmen risiko, guna memastikan ketahanan dan kontribusi sektor keuangan terhadap ekonomi daerah tetap optimal.Komitmen bersama untuk pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan.
Kegiatan ini menegaskan komitmen kuat dari Bank Indonesia, DJPb, dan OJK untuk memperkuat koordinasi dan menyelaraskan kebijakan lintas sektor dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan yang lebih tinggi, inklusif, dan berkelanjutan.
Baca juga: BI Kalsel buka layanan tukar uang melalui SERAMBI 2025