"Bank sampah Sekumpul melayani masyarakat pada 15 desa dengan volume relatif cukup besar, sudah sangat permanen dan akan terus didorong. Pola seperti ini yang sangat ideal negara kita," ucap Hanif saat meninjau bank sampah di Jalan Pendidikan Kelurahan Sekumpul, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Rabu.
Baca juga: Menteri Hanif: Kolaborasi kepala daerah wujudkan bersih sampah pada 2029
Menteri LH kunjungan kerja ke Martapura disambut Wakil Bupati Banjar Said Idrus Al Habsyi didampingi Kepala Dinas Perumahan Rakyat KPLH Banjar Akhmad Baihaqi serta Direktur Bank Sampah Sekumpul Dewi Heldayati.
Pada kesempatan itu, Hanif menyerahkan bantuan mobil operasional dari PT Adaro Indonesia, pantau tumpukan sampah kemasan karungan serta memeriksa buku tabungan nasabah dengan saldo tertinggi Rp3 juta lebih.
Hanif menuturkan maksud kunjungan ke Provinsi Kalsel guna mengawal kebijakan Presiden Prabowo Subianto menyelesaikan permasalahan sampah yang harus selesai pada 2029 sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025.
"Penyelesaian terkait permasalahan sampah sesuai mandat Perpres 12 tentang RPJMN harus selesai 100 persen dan Presiden RI Prabowo Subianto menargetkan 2025 sebesar 51,20 persen," sebutnya.
Ditegaskan Menteri Hanif, angka tersebut sangat besar sehingga harus didiskusikan dengan banyak pihak, seperti bupati, wali kota dan gubernur agar dapat bersama-sama menangani sampah, seperti Bank Sampah Sekumpul.
Baca juga: Menteri LH: Tapin wajib serius tangani sampah karena ancaman sanksi berat
Hanif menekankan pola itu Bank Sampah Sekumpul tidak membebani pemerintah daerah dan pusat, hanya cukup memfasilitasi beberapa kekurangan sehingga mampu menekan biaya operasional yang cukup tinggi.
Sementara, Direktur Bank Sampah Sekumpul Dewi Heldayati berterima kasih kepada Menteri LH terkait bantuan armada karena keberadaan mobil yang sangat diperlukan.
"Bank Sampah Sekumpul ini telah menunjukkan adanya pengelolaan sampah di Kabupaten Banjar yang harus didukung pemerintah daerah atau pihak lain untuk mengurangi timbunan sampah," ujarnya.
Dikatakan Dewi, pihaknya berencana mengatasi kekurangan fasilitas dengan menyiapkan industri bidang persampahan lebih besar melalui produksi bahan baku sendiri hingga produksi langsung dijual ke pasar.
"Seperti pembuatan sedotan, bak mandi dan lain-lain yang bahannya dari sampah sehingga tidak perlu lagi mengirim bahan baku ke Pulau Jawa. Otomatis harga sampah dari masyarakat meningkat," katanya.
Ditambahkan Dewi, jumlah nasabah Bank Sampah Sekumpul tercatat sekitar 3.000 dan 1.500 orang di antaranya aktif, serta 100 sekolah dengan sampah yang dipilah dan ditabung nasabah 5 hingga 7 ton per dua bulan.
Baca juga: Menteri LH minta Tapin optimalkan TPS3R jadi bahan bakar