"Dari jumlah tersebut, terdapat lima orang meninggal dunia masing-masing tiga laki-laki dan dua perempuan dengan usia Balita hingga di bawah 50 tahun," Ujar Kepala Dinas Kesehatan Batola Sugian Nor, di Marabahan, Senin.
Menurut dia, pihaknya mengkhawatirkan terhadap penderita yang masih hidup karena berpotensi melakukan penularan penyakit berhaya itu kepada orang lain.
Diutarakannya, pihaknya tidak bisa menyebutkan identitas penderita HIV/AIDS di Batola, dengan alasan menyangkut kerahasiaan.
Namun, ucap dia, berdasarkan pantauan Dinas Kesehatan Batola, penderita HIV/AIDS berdomisili di Utara hingga Selatan Wilayah Kabupaten Batola.
Lebih lanjut dia mengemukakan, selain masalah HIV/AIDS, pihaknya juga menyoroti angka kematian rata-rata di Kabupaten Batola.
Angka rata-rata kematian di Batola, sebut dia, mencapai 4 hingga 5 orang per hari, sedangkan penyebabnya beragam.
Dalam upaya mengetahui penyebab kematian, jelas dia, sejak 1 Januari 2016 lalu pihaknya menempatkan dua orang petugas di masing-masing Puskesmas di seluruh kecamatan.
Petugas tersebut, ucap dia, bertugas untuk mencatat penyebab, umur, termasuk identitas yang meninggal dengan tujuan agar bisa mengatahui data penyebab kematian penduduk.
Selain mencatat meninggal di Puskesmas Kecamatan, terang dia, petugas juga mencatat orang yang meninggal diluar rumah sakit kabupaten, termasuk yang meninggal tidak tahu penyebabnya.
Petugas tersebut, wajib melaporkan hasil data yang dihimpun berupa jenis kelamin, jumlah, dan penyebab, dan lainnya. Agar dari data tersebut dapat terakomodir secara komprehensif untuk bisa diambil langkah-langkah, demikian tegasnya.