Banjarmasin (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan perhatian serius terhadap tingginya penyebaran kasus HIV atau AIDS di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Sekretaris MUI Kota Banjarmasin KH Muhlidi Sulaiman pada musyawarah kerja daerah (Mukerda) MUI 2025 di Banjarmasin, Sabtu, menyampaikan, ikut menyoroti masalah penyakit sulit disembuhkan tersebut.
"Segala permasalahan sosial kita bahas bersama, termasuk kasus HIV dan AIDS yang makin tinggi penyebarannya di kota ini," ujarnya.
Dia menyampaikan, seluruh komisi MUI Banjarmasin menyusun program kegiatan 2026 yang bersinergi dengan pemerintah kota untuk menuju Banjarmasin Maju Sejahtera.
Selain tugas menguatkan akidah umat, kata Muhlidi, MUI pun berperan ikut mengatasi masalah sosial yang membuat kemudharatan besar, seperti penyebaran HIV/AIDS akibat pergaulan seks bebas dan lainnya.
Sekretaris MUI Kalsel Nasrullah mengatakan harus ada rekomendasi dari MUI Kota Banjarmasin pada Mukerda 2025 kepada pemerintah kota setempat untuk mengatasi masalah penyakit masyarakat, di antaranya narkoba dan HIV-AIDS.
Bahkan secara keras dia menyampaikan harus ada evaluasi terhadap banyaknya hiburan malam di Kota Banjarmasin untuk mengatasi tingginya penyalahgunaan narkoba hingga tingginya penyebaran HIV-AIDS.
Ketua MUI Kota Banjarmasin Habib Ali Khaidir Al-Kaff menegaskan Mukerda ini dipastikan merespon berbagai isu yang berkembang di masyarakat saat ini, tidak hanya masalah penyelamatan akidah umat dari ajaran dan aliran yang menyimpan, namun juga permasalahan sosial lainnya di masyarakat.
Program MUI Kota Banjarmasin, ujarnya, harus sinkron dengan MUI provinsi dan pusat, termasuk dengan pemerintah kota untuk bersama mengatasi permasalahan-permasalahan di masyarakat, seperti masalah tingginya penyebaran HIV-AIDS.
"Kita bersama merumuskan langkah-langkah strategis untuk ke depannya, demi mendukung Banjarmasin Maju Sejahtera," ujarnya.
Asisten I Bidang Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Banjarmasin, Dr. Machli Riyadi menyampaikan apresiasi atas dukungan MUI selama ini mengatasi berbagai masalah sosial di tengah masyarakat.
Menurut dia, peran ulama tidak bisa dinafikan dalam kemajuan pembangunan kota ini ke arah lebih baik dan penuh berkah, apalagi dalam mengatasi masalah sosial di masyarakat.
Pemkot Banjarmasin terus berupaya mengatasi masalah tingginya angka penyebaran HIV-AIDS berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk MUI Kota Banjarmasin.
Data yang disampaikan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kalsel pada 2025 menyebutkan angka kasus baru HIV-AIDS di provinsi ini sebanyak 632 kasus, tertinggi di Kota Banjarmasin sebanyak 219 kasus.
