Rantau (ANTARA) - Generasi muda Kabupaten Tapin saat melakukan observasi dengan cara menyusuri sungai, menemukan banyak sampah rumah tangga di Sungai Tapin.
“Fakta di lapangan yang kami temui setelah menyusuri sungai Tapin, ternyata masih banyak sampah yang berserakan. Ada sampah ranting pohon, sampah rumah tangga. Selain itu ada juga kami temui limbah buangan hasil filterasi PDAM yang membuat sungai keruh,” jelas Duta Lingkungan Hidup Tapin, Ahmad Zainul Abidin (20).
Menggunakan perahu milik BPBD Tapin, didominasi generasi kelahiran 2000 itu mereka menyusuri sungai selama dua jam, mulai dari Kecamatan Bungur sampai ke Kecamatan Tapin Utara.
“Selama dua jam kita menyusuri sungai hampir di sepanjang pinggiran dan aliran sungai kita temui sampah, misalnya sampah rumah tangga, rongsokan, ataupun batang pohon yang menghalangi aliran sungai,” ujar Afifah (21) anggota Komunitas Banua Rantau Pencinta Sungai (Barangai) Tapin.
Dari kesaksian mereka, sampah yang mengisi aliran sungai Tapin didominasi limbah rumah tangga selain itu juga didapati siring beton di pinggiran sungai yang runtuh menjadi sampah serta membebani tanah.
Aksi mereka tidak hanya melakukan observasi, dibeberapa titik di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tapin mereka memasang himbauan untuk tidak membuang sampah ke sungai.
“Sangat disayangkan digenerasi kita, sungai Tapin menjadi kotor seperti sekarang. Kita hanya bisa menikmati sampah dan mendengar dongeng betapa bersihnya sungai Tapin dahulu. Kita lihat sepanjang penyusuran sungai, masih dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bersuci diri dan lainnya,” jelas Dewi Rosmalina (20).
Dewi menyuarakan, bahwa perlu ada gerakan yang masif untuk memulihkan sungai Tapin baik dari masyarakat ataupun Pemkab Tapin.
“Perlu perhatian serius untuk sungai Tapin. Masa, generasi kita dan yang akan datang cuma dapat ampas masa lalu, itu tidak adil. Sadar tidak sadar kita manusia yang hidup sekarang wajib sadar, sungai adalah hajat hidup orang banyak,” ujarnya.
Selain itu mereka juga menyuarakan teriakan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Selatan yaitu “Kalsel Darurat Bencana Ekologis,”, poster bertulisan itu dipasang generasi muda Tapin dijembatan yang ramai dilewati pengendara.
Sumber PDAM di Kecamatan Bungur pun masih menyedot air yang keruh dan banyak sampah itu untuk dialirkan ke rumah rumah warga. Tercatat, penjernihan air tidak menggunakan kaporit atau tawas lagi namun memakai poly aluminium chloride (PAC).
Setiap bulannya kebutuhan PAC untuk menjernihkan air itu mencapai 10 ton, hal itu dilakukan sejak 2015 lalu. Terkait perubahan sungai sudah sangat dirasakan sejak 2013 lalu.
Selian itu bersama Dinas Lingkungan Hidup Tapin, generasi muda itu juga menanam 200 pohon di sepanjang sungai di daerah Kecamatan Tapin Tengah.
“Kami sangat mendukung dan mengapresiasi kegitan adik adik kami, anak anak kami. Kami akan selalu mendukung kegiatan yang seperti ini. Harapan kami kegiatan seperti ini tidak berhenti sampai di sini, setiap ada kesempatan mari kita menanam dalam rangka pemulihan fungsi lingkungan di Kabupaten Tapin,” jelas Kepala DLH Tapin Nordin.