Satu persatu peserta workshop peliputan dan penulisan berita HIV/Aids yang komprehensif untuk wartawan, guna mendorong penanggulangan HIV dan Aids di wilayah Kalimantan Selatan, memegang sebuah kondom yang diperlihatkan, Syaiful Harahap nara seorang sumber dalam pelatihan tersebut.
Seorang peserta putri yang masih bujangan, begitu seksama memperhatikan bentuk kondom tebuat dari karet itu, sesekali ia tersenyum lalu memegang kondom.
"Kondom ini sudah pernah dipakai lah" kata putri tersebut yang mengaku baru menggeluti dunia wartawan di salah satu media di Banjarmasin tersebut.
"Tidak pernah di pakai, kondom itu baru,"kata Syafiful Harahap yang dikenal sebagai pemimpin redaksi situs online www.Aidsindonesia.com. "Tapi ini kok ada cairannya yang masih melekat,"kata Putri sambil tertawa, "Itu cairan pelicin, jadi kalau kondom ini digunakan bisa lancar," kata Syaiful lagi.
"Apa benar kondom ini aman penularan HIV/Aids," kata Anang peserta lainnya. "Ya lah kan ini dirancang untuk kuat menahan cairan air mani laki-laki agar tidak bersentuhan dengan cairan pagina perempuan," kata Syaful Harahap pula.
Selain diperlihatkan kondom untuk laki-laki yang bentuknya memanjang ada kantungan kecil di ujung kondom itu, juga diperlihatkan kondom perempuan bentuknya seperti tanaman kantong semar.
"Kalau ini buatan Indonesia, memang kata pemakainya agak ada rasa kurang enak, kalau ini kondom perempuan buatan luar negeri,katanya sih enakan kalau dipakainya, sayangnya kondom buatan luar negeri ini sulit dicari di tempat kita," kata Syaiful Harahap.
Untuk memperkenalkan aneka jenis kondom tersebut, penyelanggara workshop, Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kalsel membentuk beberapa kondom seperti balon-balon dengan aneka warna warni, peserta dipersilahkan memperhatikan kondom-kondom tersebut.
Workshop 2-4 April 2013 di Banjarmasin yang diikuti 19 utusan media massa cetak dan elektronik serta utusan pemerintah yang ada di kota ini, guna meningkatkan pengetahuan wartawan tentang HIV/Aids sehingga bisa menulis berita dan reportase yang komprehensif dan menjadikan berita HIV/Aids sebagai berita rutin di media massa.
Menurut berbagai catatan, HIV adalah salah satu virus yang hidup di dalam tubuh manusia.
Virus adalah jasad renik yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop biasa, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, yang menyebabkan dan menularkan penyakit pada manusia, flora dan fauna.
HIV (Human Immunodeficency Virus) termasuk jenis retrovirus (virus yang hanya bisa berkembang biak di sel-sel darah putih manusia) yang menyebabkan (kondisi) AIDS (Aqcuired Immune Deficiency Syndrom)
Aids adalah kondisi bukan penyakit yang terjadi pada seseorang yang sudah tertular HIV karena kerusakan sistem kekebalan tubuh dirusak HIV yakni kondisi seseorang yang sudah tertular HIV (secara statistik terjadi antara 5-15 tahun setelah tertular) yang ditandai dengan beberapa jenis penyakit (disebut infeksi oportunistik), seperti jamur, sariawan, diare, TB, dll. yang sangat sulit disembuhkan.
HIV dalam jumlah yang dapat ditularkan (hanya) terdapat dalam cairan darah (laki-laki dan perempuan), air mani (laki-laki, dalam sperma tidak ada HIV), serta cairan vagina (perempuan) dan Air Susu Ibu (ASI).
HIV juga bisa tertular melalui transfusi darah yang mengandung HIV
menerima cangkok organ tubuh yang mengandung HIV, menggunakan jarum suntik, jarum tindik, jarum tattoo, jarum akupunktur, alat-alat kesehatan yang terkontaminasi darah yang mengandung HIV menyusui air susu ibu (ASI) yang mengandung HIV.
Salah satu alasan mengapa HIV sangat berbahaya jika sudah masuk ke dalam tubuh adalah HIV akan masuk ke dalam sel-sel darah putih dan menjadikannya sebagai pabrik untuk memproduksi HIV baru.
Setiap hari HIV rata-rata memproduksi 10 miliar (10.000.000.000) sampai 1 trilun (1.000.000.000.000) virus (HIV) baru.
HIV yang baru diproduksi itu kemudian mencari sel darah putih lagi dan kembali memproduksi HIV baru.
Menurut nara sumber yang juga mantan wartawan surat kabar Sinar Harapan, penularan HIV, penularan HIV didominasi melalui hubungan seks yaitu melalui air mani dan cairan pagina.
Tetapi walau diketahui salah satu pasangan mengidap HIV bila menggunakan kondom tenbtu tidak akan tertular, asal pemaianannya secara benar jangan sampai robek.
Apalagi kondom sekarang terbuat dari karet walau lembut tapi tak mudah robek, beda dari kondom yang dulu berasal dari bahan usus binatang.
"Bila seorang pasangan mengdap HIV, jangan takut berhubungan seks asal pakai kondom maka aman, makanya penderita HIV jangan dikucilkan, biarkan ia hidup sebagaimana mestinya," kata Syaiful.
Apalagi terinfeksi HIV bukanlah vonis mati, Aids dapat dicegah dengan pengobatan antiretroviral atau ARV. Pengobatan ARV menekan laju perkembangan virus HIV di dalam tubuh sehingga seorang terinfeksi HIV dapat kembali sehat atau bebas gejala, namun virus HIV masih ada di dalam tubuh dan tetap menularkan vrus tersebut.
Penularan HIV kebanyakan setelah penderita HIV melakukan hubungan seks dengan orang lain, kemudian orang lain terinfeksi lalu melakukan hubungan seks lagi kepada orang lainnya, begitu seterusnya sehingga penularan HIV terus berlanjut.
Orang yang terinfeksi virus HIV biasanya tak merasa apa-apa, karena bisa terasa bila sudah terkena Aids dimana tingkat kekebalan tubuh menurut yaitu antara jarak lima hingga 15 tahun setelah terinfeksi HIV.
"Bila seseorang terkena influinza (flu) tak sembuh-sembuh maka patut dicurigai terinfeksi HIV, begitu juga jika diare tak sembuh-sembuh perlu tes darah untuk mengetahui apakah ditubuhnya sudah ada virus HIV," kata nara sumber kelahiran Sumatera Utara tersebut. Ia mencontohkan penularan HIV, melalui suami yang sudah terinfeksi HIV melakukan hubungan seks dengan isterinya,kemudian isterinya terinfeksi lalu menularkan ke anak bayinya.
Atau bisa jadi isteri itu cerai dengan suami yang terinfeksi, kemudian ia kawin laki dengan laki-laki lain hingga laki-laki lain terinfeksi.
"Berdasarkan keterangan KPA, ada seorang pengusaha beristeri enam dan ternyata ke enam isterinya itu terinfeksi, kemudian dari enam isterinya itu ada yang diceraikan kemudian kawin dengan laki-laki lain, maka laki-laki lain yang menjadi suami baru itu pun terinfeksi," tambahnya.
Ada lagi cerita seorang wanita pelacur setelah melayani tamunya terinfeksi HIV lalu pelacur itu terinfeksi HIV, setelah itu lantaran pelacur itu cantik maka melayani puluhan tamu laki-laki setiap minggunya, maka sudah bisa dibayangkan bagaimana penularan HIV tersebut.
Melihat kasus di atas dimana perempuan terjangkit bisa pula menjangkiti bayi yang baru lahir, bila ia memiliki beberapa anak maka sudah berapa yang terinfeksi.
Selain itu bisa dibayangkan jika ada sepuluh ibu rumah tangga yang terjangkit berarti ia mempunyai suami sepuluh orang juga berarti sudah ada 20 yang terjangkit.
Kemudian jika ada 10 bayi terjangkit karena ia memiliki ayah dan ibu berarti sudah ada 30 orang yang terjangkit, dan mudah menghitungkan dan jika yang terjangkit itu ribuan maka sudah berapa yang terjangkit, tuturnya.
Melihat kian merebaknya penyakit HIV/Aids sudah selayaknya semua lapisan masyarakat menjahui kegiatan yang bisa terinfeksi HIV tersebut, apa mau Usia Harapan Hidup (UHH) di Indonesia ini paling tinggi 50 tahun seperti yang terjadi di beberapa negara Afrika dimana HIV/Aidsnya sudah tak terbendung lagi.
Kondom Solusi Cegah HIV/Aids
Minggu, 7 April 2013 10:54 WIB