Barabai, (Antaranews Kalsel) - "Ketika pohon terakhir ditebang,ketika sungai terakhir dikosongkan, ketika ikan terakhir ditangkap, barulah manusia akan menyadari bahwa dia tidak dapat memakan uang".
Kutipan kata di atas, seakan menjadi cambuk bagi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, untuk tidak mengorbankan kelestarian alam dan lingkungan, demi uang atau apapun yang menghancurkan untuk memenuhi ambisi sesaat.
Sejak beberapa tahun terakhir, masyarakat dan pemerintah kabupaten, bahu membahu, bersatu menolak eksploitasi Pegunungan Meratus di daerahnya, dengan tetap konsisten menjaganya tetap lestari.
Melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang mensyaratkan seluruh pembangunan harus tetap menjaga kelestarian lingkungan, pemerintah berupaya melindungi sumber daya alam Pegunungan Meratus.
Pemerintah berupaya melindungi Meratus yang di dalamnya terkandung berbagai sumber daya alam pertambangan, untuk tetap kokoh, tidak tersentuh deru eskavator sebagaimana daerah lainnya.
Sebagai salah satu dari beberapa kabupaten yang kaya akan sumber daya alam berupa tambang, Kini Kabupaten Hulu Sungai Tengah, menjadi satu-satunya kabupaten yang bebas aktivitas pertambangan batu bara dan perkebunan sawit di Kalsel.
Tentu, tidak mudah melawan godaan keinginan kemudahan mendapatkan sumber dana pembangunan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi,dari sektor pertambangan.
Namun kesadaran untuk mewariskan lingkungan yang utuh kepada anak cucu, adalah komitmen yang harus terus mendapatkan dukungan dari seluruh pihak terkait, bukan hanya masyarakat, pengusaha, pemerintah daerah, tetapi juga pemerintah pusat.
Perjuangan pemerintah daerah, untuk melindungi Pegunungan Meratus dari keserakahan pihak-pihak tidak bertanggung jawab, juga diwujudkan melalui kerja keras, membuka pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru nontambang.
Perekonomian
Sejak terpilih menjadi Wakil Bupati Hulu Sungai Tengah (HST) 2016 H Ahmad Chairansyah yang kini menjabat sebagai Bupati HST, telah berkomitmen menolak adanya pertambangan batu bara dan perkebunan sawit.
Walaupun diketahui sumber daya alam pertambangannya melimpah,dibanding daerah lain di Kalsel, namun hingga saat ini, daerah yang dikenal subur tersebut, masih bagga dengan keasrian pegunugannya.
Pemerintah kini fokus membangun dengan pembangunan yang berwawasan ramah lingkungan, dengan penguatan pada sektor pertanian, perikanan dan perkebunan.
Mengemban misi "Terwujudnya Masyarakat Hulu Sungai Tengah (HST) yang Agamis, Mandiri, Sejahtera dan Bermartabat" pemerintah daerah bekerja sama dengan Universitas Lambung Mangkurat, untuk pemetaan potensi wilayah pertanian yang sesuai dengan masing-masing kondisi desa.
Hasilnya, beberapa desa sudah mulai mengembangkan beberapa produk hasil pertanian dan perikanan seperti di Desa Walatung, yang disebut dengan kampung ikan Pepuyu (betok) dengan fokus pada pembibitan dan Desa Binjai Pirua dengan pembudidayaan.
Sekarang, Desa Walatung telah menjual dan mampu memenuhi pasukan bibit ikan ke berbagai daerah di Kalsel.
Kemudian Desa Binjai Pirua menjadi destinasi wisata memancing ikan dengan hasil yang melimpah ruah.
Berikutnya Desa Mahang Baru dengan fokus pengembangan ikan Gabus dan Desa Samhurang dengan ikan Tauman (sejenis ikan gabus).
Di bidang pertanian, seluruh Gapoktan yang ada di HST diberikan bantuan Alsintan dan hasilnya target luas tanam Tahun 2018 ini untuk padi seluas 62.372 hektare, terealisasi produksi padi mencapai 243.268 ron, jadi rata-rata produktivitasnya adalah 54 kwiantal per hektar atau 5,4 ton per hektare.
Berikutnya, perluasan lahan pertanian di lahan rawa atau lebak yang sudah digarap di Kecamatan LAU seluas 625 hektare dan Kecamatan Pandawan seluas 500.
Hasil padi yang selalu surplus membuat HST menjadi lumbung padi yang dapat memenuhi kebutuhan beberapa Kabupaten di Kalsel.
Menunjang potensi-potensi pertanian di HST, maka dibangun Pasar Agro Bisnis Modern Barabai yang menjadi lokasi transaksi hasil-hasil pertanian di Banua Enam serta menjadi pasar terbesar di Kalsel yang rapi, bersih dan indah.
Hulu Sungai Tengah, juga dikenal sebagai daerah dengan potensi wisata alam yang cukup indah, dan selalu menjadi salah satu daerah kunjungan wisata Kalsel.
Daerah yang dikenal telah mampu melahirkan pemimpin-pemimpin handal, baik tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional tersebut, juga dikenal sebagai daerah perdagangan.
Kini perekonomian HST dikenal sebagai pusat perdagangan di Banua Enam, yang cukup berkembang dengan baik, dan mampu mengangkat perekonomian masyarakat, layaknya perekonomian masyarakat yang kini telah mengeksploitasi tambangnya.
Ya...komitmen kuat dan kerja keras pemerintah daerah dan masyarakat Hulu Sungai Tengah, telah mampu membuktikan kepada dunia, dengan menjaga kelestarian alam, kesejahteraan dan perekonomian masyarakat tetap berjalan dengan baik dan kelestarian alam juga tetap terjaga, demi anak cucu.
"Peliharalah alam, niscaya kedamaian manusia akan tetap terjaga dan kerusakan alam, hanya akan menimbulkan bencana."
Mendukung Komitmen kuat Pemerintah Kabupaten dan masyarakat Hulu Sungai Tengah, dalam rangka HUT ke-81 Lembaga Kantor Berita Nasional Antara, sebagai satu-satunya kantor berita negara, Antara akan memberikan penghargaan kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat Hulu Sungai Tengah, sebagai Penjaga Meratus atau "Save Meratus".
Artikel : Sang Penjaga Meratus dari Hulu Sungai Tengah
Jumat, 21 Desember 2018 8:34 WIB
Ketika pohon terakhir ditebang,ketika sungai terakhir dikosongkan, ketika ikan terakhir ditangkap, barulah manusia akan menyadari bahwa dia tidak dapat memakan uang