Barabai (ANTARA) - Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gunung Halau-Halau di Desa Hinas Kiri, Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) mulai memberlakukan pemeriksaan sampai bagi pendaki.
"Pada saat registrasi di Basecamp setiap pendaki wajib mengumpulkan list barang bawaan terlebih dahulu dan mendata barang berpotensi menjadi sampah," kata Ketua Pokdarwis setempat Rudinor di Barabai, Minggu.
Rudinor menyebut aturan ini diberlakukan sejak dibukanya kembali Gunung Halau-Halau pada 4 April 2025 lalu, serta pasca adanya evaluasi oleh pengelola, tokoh adat dan masyarakat sekitar.
Kemudian, para pendaki saat registrasi juga diwajibkan mengisi formulir sekaligus menandatangani pernyataan data barang yang berpotensi sampah, lalu saat pendaki turun dari gunung sampahnya akan diperiksa oleh pengelola wisata.
"Jika sampahnya kurang atau hilang, pendaki tersebut siap menerima sanksi untuk mengambil sampahnya kembali atau dikenakan denda Rp50 ribu untuk satu sampah," jelasnya.
Rudinor menegaskan, pemberlakuan aturan ini bukan bermaksud untuk menyulitkan pendaki, melainkan sebagai tanggungjawab bersama untuk menjaga kelestarian alam, terlebih lagi keberadaan Gunung Halau-Halau sangat sakral bagi masyarakat adat Dayak Meratus.
Sementara itu, guide gunung dari HST Sayu Fadillah menyambut baik aturan pemeriksaan sampah bagi pendaki tersebut dan menurutnya masih perlu disosialisasikan secara masif.
"Niat aturan ini bagus untuk menjaga alam, tapi masih perlu disosialisasikan agar para calon pendaki dari berbagai daerah bisa mengetahui hal ini," sarannya.
Meski menuai pro dan kontra di kalangan pendaki, hal positifnya, kata Sayu, jalur pendakian pada pekan lalu dia mendaki terlihat lebih bersih karena para pendaki lebih hati-hati terhadap sampahnya.
"Namun memerlukan waktu yang lumayan saat pengelola memeriksa sampah pendaki saat turun, sedang mereka dalam kondisi kelelahan. Mungkin bisa dipikirkan untuk langkah yang lebih efektif," ujarnya.
Sayu berharap, semoga aturan ini terus berlanjut dengan terus melakukan pembenahan agar lebih baik, serta pengelola maupun pendaki sama-sama komitmen menjalankannya demi kelestarian alam dan Gunung Halau-Halau.