Situbondo (ANTARA News) - Warga Desa Desa Sumberwaru, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, resah karena sepanjang hampir 1 kilometer bibir Pantai Sidodadi tercemar limbah tambak budi daya sidat yang ada di desa setempat.
"Pantai ini kotor berwarna hijau seperti ini karena limbah dari tambak budi daya sidat (belut) dibuang langsung ke laut, sehingga kondisi bibir pantai ini sangat kotor," ujar Kepala Dusun Sidodadi, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Sukindar di Situbondo, Rabu.
Ia mengemukakan, limbah dari tambak budi daya sidat ini sudah terjadi sejak 6 April 2018, dan sesuai keterangan warga atau nelayan setempat limbah tersebut keluar dari saluran pembuagan tambak.
Dengan tercemarnya pantai yang direncanakan menjadi destinasi wisata dan dikelola oleh desa itu, katanya, dikhawatirkan akan berdampak terhadap pengunjung pantai.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Kabupaten Situbondo, Kholil mengatakan bahwa setelah mendapatkan laporan dugaan pencemaran lingkungan limbah budi daya sidat yang dibuang langsung ke laut itu sudah ditindak lanjuti.
"Kami sudah menurunkan petugas ke lapangan, dan petugas kami perintahkan memeriksa UPL/UKL pemilik tambak budi daya sidat tersebut," katanya.
Ia menyampaikan, akan memberikan teguran tertulis kepada pemilik atau pelaku usaha budi daya sidat apabila benar-benar tidak melakukan pengolahan terlebih dahulu dari limbah budi daya sidat dan langsung dibuang ke laut.
"Seharusnya limbah sidat itu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke laut," paparnya.
Informasi dihimpun, konon limbah tambak budi daya sidat di Desa Sumberwaru seringkali dibuang ke laut langsung tanpa pengolahan limbah sesuai UPL/UKL.
Baca juga: Pembudidaya ikan di Banyumas tertarik kembangkan sidat
Baca juga: Jonan masak dengan biogas limbah manusia
Baca juga: Pencemaran laut pengaruhi tangkapan ikan di Bekasi
"Pantai ini kotor berwarna hijau seperti ini karena limbah dari tambak budi daya sidat (belut) dibuang langsung ke laut, sehingga kondisi bibir pantai ini sangat kotor," ujar Kepala Dusun Sidodadi, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Sukindar di Situbondo, Rabu.
Ia mengemukakan, limbah dari tambak budi daya sidat ini sudah terjadi sejak 6 April 2018, dan sesuai keterangan warga atau nelayan setempat limbah tersebut keluar dari saluran pembuagan tambak.
Dengan tercemarnya pantai yang direncanakan menjadi destinasi wisata dan dikelola oleh desa itu, katanya, dikhawatirkan akan berdampak terhadap pengunjung pantai.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Kabupaten Situbondo, Kholil mengatakan bahwa setelah mendapatkan laporan dugaan pencemaran lingkungan limbah budi daya sidat yang dibuang langsung ke laut itu sudah ditindak lanjuti.
"Kami sudah menurunkan petugas ke lapangan, dan petugas kami perintahkan memeriksa UPL/UKL pemilik tambak budi daya sidat tersebut," katanya.
Ia menyampaikan, akan memberikan teguran tertulis kepada pemilik atau pelaku usaha budi daya sidat apabila benar-benar tidak melakukan pengolahan terlebih dahulu dari limbah budi daya sidat dan langsung dibuang ke laut.
"Seharusnya limbah sidat itu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke laut," paparnya.
Informasi dihimpun, konon limbah tambak budi daya sidat di Desa Sumberwaru seringkali dibuang ke laut langsung tanpa pengolahan limbah sesuai UPL/UKL.
Baca juga: Pembudidaya ikan di Banyumas tertarik kembangkan sidat
Baca juga: Jonan masak dengan biogas limbah manusia
Baca juga: Pencemaran laut pengaruhi tangkapan ikan di Bekasi
Editor: Tasrief Tarmizi