Banjarmasin (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) menargetkan produksi padi mencapai 1.250 ton atau setara 800 ton beras, sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan dan mendukung posisi Kalsel sebagai gerbang logistik Kalimantan pada 2025.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Kadistan Pangan) Provinsi Kalsel Gusti H Syamsir Rahman menyampaikan optimisme tersebut saat rapat kerja bersama Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalsel di Banjarmasin, Rabu.
Baca juga: Perkim Kalsel usulkan tangani kawasan kumuh 36.000 hektare pada 2026
“Dari jumlah 800 ton, sekitar 400 ton akan mencukupi kebutuhan beras masyarakat Kalsel, dan selebihnya bisa kita mendistribusikan ke provinsi tetangga seperti Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur,” ujar Syamsir.
Ia menyebutkan pencapaian tersebut mendukung rencana jangka menengah daerah dalam menjadikan Kalsel sebagai lumbung pangan sekaligus gerbang logistik bagi wilayah Kalimantan, sebagaimana tercantum dalam RPJMD 2025–2029.
Menurut dia, musim panen tahun ini berlangsung mulai Agustus di tiga kabupaten sentra pertanian, yakni Tanah Laut, Barito Kuala, dan Banjar, kemudian disusul Kabupaten Tapin.
Baca juga: Tingkat konsumsi ikan di Kalsel capai 65,72 kilogram per kapita
“Pada Desember nanti, kita akan mulai tanam kembali. Bahkan, di Tanah Laut, panen padi sudah bisa dilakukan tiga kali dalam setahun sejak 2024,” ujarnya.
Terkait musim kemarau yang terjadi sepanjang 2025, Syamsir memastikan hal itu tidak mengganggu produktivitas padi. Justru, katanya, kemarau membuka peluang pemanfaatan lahan rawa untuk mendukung peningkatan hasil panen.
“Dengan adanya kemarau, lahan rawa bisa digunakan untuk tanam. Jadi bukan kendala, tapi malah menambah potensi produksi kita,” pungkas Syamsir.
Baca juga: Dishut Kalsel ajak cintai hutan melalui Si HH Kehutan dan Trainforestee
