Banjarmasin (ANTARA) - Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) memeriksa sebanyak 840 kilogram kerang dara yang akan diekspor ke Thailand melalui tempat pengeluaran Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarbaru.
Kepala Karantina Kalsel Erwin AM Dabuke di Banjarmasin, Selasa, mengatakan pemeriksaan ini merupakan bagian dari upaya untuk menjamin mutu dan keamanan komoditas sebelum diberangkatkan ke negara tujuan.
Baca juga: Karantina Kalsel sertifikasi 401 kg sarang walet tujuan Jawa-Sumatera
“Komoditas perikanan yang diekspor harus dipastikan sehat, bebas dari Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK), serta memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan,” ujar dia.
Erwin menegaskan karantina berkomitmen mendukung penuh kelancaran kegiatan ekspor sekaligus memberikan jaminan bahwa komoditas perikanan yang dikirim dari Provinsi Kalsel aman dan berkualitas.
“Untuk keperluan ekspor, kerang harus berasal dari tempat penampungan milik eksportir yang telah ditetapkan sebagai Instalasi Karantina Ikan (IKI) dan sudah mengantongi Sertifikat Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB),” katanya.
Selain itu, Laporan Hasil Uji (LHU) yang menyatakan komoditas bebas dari HPIK berupa Perkinsus Olsenii juga diperlukan, sesuai persyaratan dari negara tujuan.
Baca juga: Karantina Kalsel cek kayu gelondong impor asal Amerika Serikat
Petugas Karantina Satuan Pelayanan Bandara Syamsudin Noor melakukan serangkaian pemeriksaan baik dokumen maupun fisik komoditas.
Erwin menjelaskan, kelengkapan dokumen, kesesuaian jenis dan jumlah, serta kelayakan dan kesehatan menjadi syarat mutlak sebelum karantina menerbitkan Health Certificate for Fish and Fish Product (KI-1) sebagai dokumen persyaratan wajib ekspor.
Ia mengungkapkan komoditas kerang dara yang diekspor itu merupakan hasil tangkapan alam di wilayah Kalsel, komoditas ini cukup diminati di pasar Thailand karena kualitas dan kesegarannya.
“Dengan meningkatnya minat pasar luar negeri tersebut, Balai Karantina terus berupaya memperkuat pengawasan dan pelayanan ekspor komoditas asal Indonesia,” ujar Erwin.
Baca juga: Karantina Kalsel periksa 2.209 kilogram ikan olahan asal Surabaya
