Banjarmasin (ANTARA) - Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Provinsi Kalimantan Selatan (BKHIT Kalsel) menyertifikasi sebanyak 105 ekor ikan betutu hidup yang akan diekspor ke Malaysia melalui tempat pengeluaran di Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarbaru.
Kepala Karantina Kalsel Erwin AM Dabuka, di Banjarmasin, Kamis, mengatakan sebelum disertifikasi dan diberangkatkan ke Malaysia, komoditas itu terlebih dahulu diperiksa oleh petugas karantina Satuan Pelayanan Bandara Syamsudin Noor.
Baca juga: Karantina Kalsel: Lapor lalu lintas hewan peliharaan guna cegah rabies
“Rangkaian pemeriksaan untuk menjamin kesehatan dan kelayakan komoditas. Sebelum diekspor wajib melalui beberapa prosedur pemeriksaan, seperti pemeriksaan fisik dan kelengkapan dokumen, dan ikan wajib menjalani uji laboratorium Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK),” ujarnya.
Erwin menyebutkan, ikan betutu tersebut merupakan hasil tangkapan alam yang akan dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi di Malaysia, jadi harus dipastikan benar-benar aman.
“Pengujian laboratorium dilakukan terhadap sampel ikan betutu dengan target HPIK Aphanomyces invadans, jamur penyebab penyakit Epizootic Ulcerative Syndrome (EUS),” ujarnya pula.
Dia menjelaskan, jamur yang biasa menyerang ikan di perairan tawar dan perairan payau ini menyebabkan luka-luka pada kulit ikan yang terinfeksi dan dapat berujung pada kematian.
Selain pemeriksaan kesehatan, kata Erwin, cara pengemasan juga harus diperhatikan agar ikan tetap aman selama dalam proses pengiriman ke negara tujuan.
Baca juga: Karantina Kalsel sertifikasi 64,5 ton jeruk asal Batola dikirim ke Sulsel
Berdasarkan data Best Trust, ini adalah pengiriman kali ketiga pada selama bulan Juni 2025, setelah sebelumnya sudah terdapat dua kali pengiriman dengan total sebanyak 125 ekor ke Malaysia.
Setelah semua persyaratan terpenuhi, karantina menerbitkan Health Certificate for Fish and Fish Product (KI-1) sebagai jaminan kesehatan komoditas, sekaligus sebagai salah satu persyaratan dokumen dari negara tujuan yang harus dipenuhi.
“Dengan penerapan prosedur tindakan karantina, kami berharap ekspor ikan betutu ini dapat menjangkau pasar yang lebih luas sehingga memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat di Kalsel,” ujar Erwin.
Ikan betutu merupakan salah satu ikan konsumsi yang banyak diminati, karena rasanya yang gurih dan tekstur dagingnya yang lembut. Di pasar ekspor, ikan betutu memiliki permintaan cukup tinggi, khususnya di negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, yang menjadi salah satu pasar utama untuk komoditas yang berasal dari Kalimantan Selatan.
Baca juga: 158 sapi asal Sulsel dinyatakan sehat untuk Idul Adha
