Banjarmasin (ANTARA) - Universitas Lambung Mangkurat (ULM) berperan aktif pada kegiatan konservasi mangrove di Kalimantan Selatan sebagai aksi nyata implementasi pelaksanaan tridharma perguruan tinggi.
"Jadi selain kegiatan pendidikan dan penelitian, kami gencarkan juga penanaman bibit mangrove dan edukasi ke warga sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat," kata Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bachri di Banjarmasin, Kamis.
Baca juga: ULM masuk lima besar perguruan tinggi terinovatif di luar Jawa
Menurut Alim, penanaman kembali mangrove di lahan yang telah rusak atau terdegradasi harus dilakukan secara berkelanjutan.
Oleh karena itu, tim ULM melakukan pemetaan wilayah pesisir untuk mengetahui kondisi mangrove setempat apakah perlu dilakukan penanaman kembali.
Seperti di pesisir Desa Sabuhur Kabupaten Tanah Laut, ULM melakukan penanaman sebanyak 16.500 bibit mangrove bersama masyarakat dalam rangkaian Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025.
Alim menyebut Desa Sabuhur dipilih karena merupakan kawasan mangrove yang potensial namun menghadapi tekanan akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia.
Baca juga: ULM bebaskan biaya UKT bagi studi lanjut sarjana berprestasi
ULM sebagai perguruan tinggi negeri (PTN) terakreditasi Unggul telah menerima mandat dari pemerintah mengelola lahan mangrove di hutan produksi seluas lebih kurang 611 hektare di Kabupaten Kotabaru.
Ada enam desa yang masuk wilayah pengelolaan mangrove ULM yakni Desa Kemuning, Desa Tanjung Pelayar, Desa Tanjung Sungkai, Desa Tanjung Tengah, Desa Teluk Tamiang, dan Desa Kampung Baru.
ULM kini menjadi satu-satunya universitas di dunia yang memiliki dan mengelola lahan mangrove sejalan dengan target kampus menjadi Pusat Unggulan Lahan Basah di wilayah Asia Pasifik pada akhir 2027.
Baca juga: ULM siapkan KIP Kuliah bagi 907 calon mahasiswa baru jalur SNBT