Banjarmasin (ANTARA) - Warga masyarakat Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) berharap, segera ada solusi penanganan sampah usai penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih oleh Menteri Lingkungan Hidup beberapa waktu lalu.
"Menteri jangan cuma perintah menutup TPA Basirih Banjarmasin, tapi juga harus memberikan solusi konkrit terhadap penanganan permasalahan persampahan," ujar salah seorang warga, H Muhyar yang juga pemuka masyarakat setempat ketika dikonfirmasi, Ahad malam.
Baca juga: Warga desak penutupan TPS HKSN Banjarmasin
Menurut Muhyar yang juga pensiunan pegawai negeri sipil itu, mungkin tidak sanggup Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin atau Wali Kota setempat yang baru penanganan sampah yang sudah parah, tanpa turun tangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel serta Kementerian Lingkungan Hidup.
"Masak Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarmasin yang baru menerima 'warisan' persampahan yang semakin parah," ujar Muhyar.
Pantauan Antara Kalsel di Banjarmasin, sampah di kota berjuluk seribu sungai itu dimana-mana "menggunung" (seperti anak gunung) dan berserakan seperti pada Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Jalan Veteran dekat Pasar Kesatrian atau Pasar A Yani.
Baca juga: Ratikita.id-SMKN 2 Kandangan teken MoU perkuat pengelolaan sampah di sekolah
Begitu pula di TPS Jalan Pangeran Hidayatullah Kelurahan Banua Anyar Kecamatan Banjarmasin Timur, TPS Jalan Mayjend Sutoyo S/Teluk Dalam Kecamatan Banjarmasin Tengah dan TPS Jalan Raya Yudistira Bumi Pemurus Permai Banjarmasin Selatan.

Di TPS Yudistira tersebut sebagian tumpukan sampah tertutup guna mengurangi sebaran bau kurang mengenakkan, karena sekitar 30 meter jarak dengan Masjid Al Falah.
Unggukan-unggukan dan "sebaran" sampah tersebut terpaksa ikut pula berlebaran Idul Fitri 1446 Hijriah/2025 Masehi sehubungan penutupan TPA Basirih, sementara kemampuan pengangkatan ke TPA Banjarbakula di Kota Banjarbaru terbatas.
Baca juga: Wali Kota Banjarmasin optimis Menteri LH miliki solusi tangani TPAS Basirih