Barabai, Hulu Sungai Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Pemkab HST) menambah sebanyak 35 guru penggerak usai puluhan guru itu menyelesaikan program 310 jam dalam enam bulan belakangan dan menunjukkan berbagai karya pada kegiatan lokakarya ke-7 program pendidikan guru penggerak angkatan ke-10.
“Lokakarya ke-7 merupakan puncak kegiatan program guru penggerak. Calon guru penggerak telah melalui berbagai tahapan dan hingga akhirnya memamerkan berbagai hasil karya dan inovasi dari keseluruhan program 310 jam,” kata Kepala Dinas Pendidikan HST Muhammad Anhar di Barabai, Hulu Sungai Tengah, Rabu.
Dia menyebutkan, setelah lokakarya angkatan ke-10 ini, dengan demikian Kabupaten HST kini memiliki 169 guru penggerak yang akan mengabdi untuk memberikan karya terbaik dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
“Nanti angkatan ke-11 ada sebanyak 62 calon guru penggerak. Dalam waktu dekat, kabupaten HST akan memiliki guru penggerak sebanyak 231 orang,” ujarnya.
Anhar meminta para guru penggerak angkatan ke-10 yang baru saya menyelesaikan lokakarya ke-7 agar dapat memberikan karya terbaik melalui inovasi-inovasi yang ditemukan.
Sementara itu, Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Kalsel Dian Fajarwati mengatakan bahwa lokakarya ini adalah akhir setelah calon guru penggerak berproses belajar 310 jam.
Pada kesempatan itu, dia mengucapkan selamat kepada para guru penggerak yang telah menyelesaikan tanggung jawab dan mau berproses membuat perubahan dalam lingkungan pendidikan di sekolah.
Menurut dia, dengan bertambahnya jumlah guru penggerak, ini menjadi angin segar meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas lulusan pelajar mulai dari jenjang dasar hingga menengah.
Ia juga menekankan bahwa pendidikan guru penggerak merupakan titik awal perjalanan dalam mewujudkan transformasi pembelajaran, sehingga lokakarya ini sebenarnya bukanlah akhir bagi guru penggerak, namun sebagai semangat dan motivasi tinggi meningkatkan kualitas pendidikan.
“Dengan adanya peran guru penggerak, lingkungan belajar menjadi menyenangkan bagi anak-anak dan inklusif. Program ini juga bagian dari mendukung program kurikulum merdeka belajar,” ujar Dian.