Ustadz Aspani dalam kajian tafsir Al Quran sengaja mengambil topik mengenai haji dengan alasan karena kini sudah berada pada musim ibadah haji atau untuk melaksanakan rukun Islam keenam.
Dengan mengutip kandungan Al Qur'an Surah Al Baqarah, Ustadz Aspani mengingatkan kaum Muslim terutama jamaah Masjid Al Falah itu agar menyempurnakan ibadah haji jika melaksanakan rukun Islam keenam tersebut.
"Menyempitkan ibadah haji itu dengan melaksanakan sesuai syarat, rukun atau yang menjadi kewajiban," kata alumnus Universitas Al Azhar Kairo Mesir bergelar "Lc" tersebut sembari mengomentari buku yang relatif tebal dan banyak bscaaan cukup panjang.
Menurut pendiri/pengasuh salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Kelurahan Pemurus Dalam Banjarmasin, mana mungkin misalnya saat tawab bisa membaca buku tebal dan bacaan-bacaan panjang (bagi tidak hafal) dengan manusia berjejal serta berdesakan.
"Ibadah haji adalah ibadah fisik dengan bacaan sesuai petunjuk kitabullah+kitab Allah/Al Qur'an) dan Sunnah Rasulullah Muhammad Saw," tegas ustadz yang masih tergolong muda itu.
Ia mengingatkan, hal yang tidak kalah penting ukuf di Arafah pada 9 Zulhijjah, karena saat itu Allah nyatakan sebagai haji dan Allah mengampuni semua dosa orang yang melakukan ukuf atau berada di Arafah sekalipun yang bersangkutan tidak berdoa.
"Itulah keistimewaan ukuf Arafah. Oleh karena itu, sebaiknya ketika ukuf di Arafah juga doakan/mohonkan pengampunan Allah buat orang tua, keluarga dan handai taulan, baik yang sudah meninggal dunia maupun belum," ujar Ustadz Aspani.
Mengenai mencium "Hajar Aswad" yang merupakan dambaan setiap kaum Muslim, Ustadz Aspani mengingatkan, jangan sampai berbuat kesalahan atau memaksakan diri yang membuat orang lain tersakiti/terzalimi.
"Apalagi di samping Ka'bah jangan sampai membuat doa yang tak sengaja, terlebih dengan sengaja," pesan Ustadz Aspani sembari mengomentari orang-orang yang mencium Hajar Aswad dengan menggunakan "ojek" (pihak penjual jasa).
Banyak rahasia-rahasia pelaksanaan ibadah haji yang besar manfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain, berlanjut pada kajian mendatang tiap sesudah Shalat Subuh Arba (jika tidak berhalangan).