Banjarmasin (ANTARA) - Ustadz Haji Ahmad Walad Hadrawi mengungkapkan seorang Muslim yang hingga akhir hayat tak mendapatkan pertolongan (Taufik) dari Allah SWT, karena mengulang perbuatan dosa tanpa bertaubat.
"Sementara Taufik dari Allah untuk menggapai rida-Nya," ujar Ustadz Walad saat tausiah di Masjid Al Falah Komplek Bum Pemurus Permai Kelurahan Pemurus Dalam, Kota Banjarmasin, Senin.
Baca juga: Umat Muslim diingatkan penting mencari keridaan Allah
Sebagai contoh diungkapkan Walad Hadrawi, Nabi Adam Alaihi salam (As) ketika melakukan kesalahan atau dosa, namun segera bertaubat sehingga mendapatkan Taufik dari Allah SWT, sedangkan iblis senang berbuat kesalahan dan tak mau bertaubat.
Ustadz yang pernah mondok di Darul Muthaffa, Yaman tersebut, perbedaan iblis syaitan dengan manusia yang berulang kali berbuat dosa, tapi mau bertaubat.
Oleh karenanya, ustadz muda yang pernah mondok di berbagai pondok di Indonesia atau Kalimantan Selatan (Kalsel) itu juga mengkritisi orang yang berlagak suci.
"Hal lain yang membuat tidak mendapatkan Taufik Allah SWT yaitu seseorang Muslim yang tak mensyukuri nikmat pemberian Nya, " ujar putra almarhum Tuan Guru Haji Hadrawi, seorang ulama terkenal terutama di Kota Banjarmasin.
Baca juga: Ustadz Aspani: Tayamum jadi pengganti mandi wajib saat tak ada air
Ia menjelaskan, nikmat Allah tersebut bukan saja rezeki yang berlimpah, tapi juga sehat, iman dan Islam merupakan nikmat Nya yang tiada terhingga.
Begitu pula di balik kesakitan ada hikmah yang pada dasarnya merupakan nikmat Allah, hanya saja manusia terkadang tidak mampu melihatnya, demikian Ustadz Walad Hadrawi.
Sebelum mengakhiri tausiah, Ustadz Walad menyatakan seseorang yang mendapatkan Taufik dipastikan orang tersebut mendapat hidayah atau petunjuk kebenaran, namun seseorang yang mendapat hidayah belum tentu mendapatkan pertolongan.
Ustadz Walad mengungkapkan semua itu dalam kajian rutin Kalam" Ibnu Athaillah, seorang sofi asal Mesir pada Abad XII.
Baca juga: Ulama Kalsel ingatkan umat jangan anggap enteng korupsi
