Kepada Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel Suparmi di Banjarbaru, Jumat, mengatakan program tersebut membuka besar peluang bisnis ternak itik dengan potensi manfaat dwiguna dari telur dan daging yang memiliki nilai jual tinggi.
Baca juga: Distan cegah Flu Burung menyebar di Sentra Pembibitan Itik Alabio
Baca juga: Distan cegah Flu Burung menyebar di Sentra Pembibitan Itik Alabio
Karena, lanjut dia, peminat daging dan telur itik juga terbilang cukup besar, sehingga kebutuhan akan telur dan daging itik membuat permintaan pasar terus meningkat.
"Berdasarkan data yang dihimpun, peluang bisnis ternak itik dalam lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan sekitar 5 persen," kata Suparmi.
Dia menjelaskan seiring perkembangan bisnis ternak itik, Pemprov Kalsel bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HSS) dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Tanah Laut.
Kerja sama yang dilakukan meningkatkan program Siti Hawa Lari untuk para petani peternak itik.
"Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi telur dan daging itik di Kalsel serta mendongkrak ekonomi para peternak," ujar Suparmi.
Dia menyampaikan salah satu kelompok ternak itik yang telah dipantau, yakni Kelompok Ternak Itik Lok Candikin di Desa Mahang Baru, Kecamatan Labuan Amas Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Menurut dia, kelompok ini terdiri dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mufakat Binaan instansinya yang berhasil menambah populasi ternak itik menjadi 25.000 ekor dengan produksi telur mencapai 100.000 butir per minggu.
Baca juga: Distan HSU temukan 200 itik Peking positif Flu Burung
Baca juga: Distan HSU temukan 200 itik Peking positif Flu Burung
Selain Lok Candikin, Suparmi menambahkan Annur Trimukti sebagai pemilik Ayuningati Farm juga mampu mengimplementasikan program Siti Hawa Lari yang dikreasi Pemprov Kalsel.
Hal ini membuktikan pengembangan ternak itik melalui program tersebut sangat berdampak untuk meningkatkan ekonomi peternak serta mampu memenuhi kebutuhan telur itik secara efektif, serta efisien di Kalsel.
Suparmi mengungkapkan keuntungan bisnis ternak itik semakin besar dengan peningkatan teknologi dan pendampingan pemerintah seperti program ini.
Selain itu, proses produksi itik relatif lebih cepat dengan harga jual yang terjangkau masyarakat, sehingga komoditas khas ini sering kali menjadi subtitusi telur ayam ras.
"Peluang bisnis ternak itik sangat menjanjikan karena memiliki potensi manfaat dwiguna, permintaan pasar yang terus meningkat, dan dukungan pemerintah dalam meningkatkan produksinya. Menginvestasikan bisnis ternak itik merupakan pilihan yang dapat memberikan hasil keuntungan yang menguntungkan," katanya.
Baca juga: Anggota DPRD Kalsel ingin kembalikan Gen Itik Alabio
Baca juga: Anggota DPRD Kalsel ingin kembalikan Gen Itik Alabio