Amuntai (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet menemukan sebanyak 200 ekor Itik (bebek) peking di Kecamatan Sungai Pandan positif terjangkit Flu Burung H5NI.
"Pengambilan sampel kami lakukan pada 13 Januari, hasilnya kami terima dari Balai Veteriner Banjarbaru pada 30 Januari ternyata positif flu burung," ujar Kabid Keswan dan Kesmavet I Gusti Putu Susila di Amuntai, Selasa
Putu mengatakan, pengambilan sampel dilakukan setelah peternak melaporkan ternak itik milik mereka mengalami sakit dengan gelaja diantaranya leher terpuntir, mata keruh dan menurun jumlah produksi telor.
Sebelumnya petugas dari Bidang Keswan dan Kesmavet Distan HSU melakukan surveilans di Pasar Itik bersama Tim dari Balai Veteriner Banjarbaru begitu kasus Flu Burung mulai ditemukan di Kalsel.
Kemudian ada peternak itik di pasar tersebut yang melaporkan ternaknya sakit dengan gejala yang mengarah pada Susfek Flu Burung. Secepatnya tim melakukan pengambilan sampel di lokasi peternakan di Desa Pangkalan Sari Kecamatan Sungai Pandan.
Ternak unggas yqng sakit kemudian di pisahkan kandangnya dari itik yang masih sehat (karantina) minimal 14 hari, beberapa itik yang masih muda (usia dibawah dua bulan ) ada yang mati akibat terjangkit virus H5N1.
Petugas kemudian melakukan penyemprotan kandang, pemberian vitamin, pengobatan dan vaksinasi. Kepada peternak lain juga segera dilakukan kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) agar meningkatkan kondisi ternak dan mengurangi stres akibat cuaca ekstrim dan pemberian vaksinasi kepada unggas yang sehat.
Distan HSU memberikan bantuan vitamin, vaksin dan bahan kimia untuk penyemprotan kandang secara gratis kepada peternak.
Putu menduga terjadinya penyebaran virus H2NI di Wilayah Kabupaten HSU disebabkan penularan dari unggas luar seperti Burung Belibis dan lainnya.
"Karena biasanya itik sebelum bertelor di lepas ke kawasan rawa untuk mencari makan sendiri guna mengurangi konsumsi pakan buatan, sehingga kemungkinan terjadi kontak dengan burung liar termasuk belibis yang sangat tinggi," terang Putu.
Putu menghimbau kepada masyarakat, khususnya peternak unggas agar segera melaporkan bila ada ternak sakit ke Dinas Pertanian bidang Keswan dan Kesmavet agar secepatnya dilakukan tindakan pencegahan penularan
Diakui Putu, peternak kadang tidak melapor jika menjual ternak, pasalnya petugas peternakan akan memeriksa secara fisik dan melakukan Rapid Test AI/Flu Burung untuk memastikan ternak yg diperjual belikan adalah ternak yg sehat.
Peternak melapor jika konsumen/ pelanggan mensyaratkan Sertifikat Veteriner untuk ternak unggas yang dijual guna menjamin kesehatan unggas dan bebas dari penyakit.