Banjarmasin (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI mengajak masyarakat berinvestasi di Surat Berharga Negara (SBN) ritel untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari guna mengantisipasi saat kehilangan pekerjaan.
“SBN ritel merupakan investasi era modern yang sangat aman dan dilindungi oleh undang-undang, tentu masih memiliki banyak keunggulan dibanding jenis investasi lainnya,” kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Deni Ridwan di Banjarmasin, Senin.
Baca juga: Kemenkeu edukasi investasi aman di Kalsel
Ia menyebutkan SBN ritel memiliki imbal hasil yang lebih tinggi sekitar enam persen dibanding dengan investasi lain seperti deposito yang hanya tiga persen.
“Saya perlu katakan bahwa sangat penting bagi masyarakat memiliki investasi seperti SBN ritel untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kehilangan pekerjaan,” ujarnya.
Selain itu, keuntungan lain yakni pada sektor pajak lebih rendah dimana pajak bunga SBN ritel hanya 10 persen, sementara investasi seperti deposito mencapai 20 persen.
Deni menuturkan banyak hal di kemudian hari entah kapan waktunya bisa saja menghambat aktivitas perekonomian masyarakat, misalnya saat terjadi pandemi COVID 19 beberapa tahun lalu yang mematikan aktivitas perekonomian banyak orang.
Kehadiran SBN ritel, kata dia, untuk menjawab rasa khawatir masyarakat agar memiliki investasi terpercaya yang memberikan penghasilan nyata setiap bulan dan tentunya dilindungi undang-undang.
Baca juga: Pemprov Kalsel siapkan aturan daerah untuk tarik investor
Deni menjelaskan sejak Indonesia mulai pulih dari COVID 19, minat masyarakat untuk berinvestasi semakin meningkat.
Namun, masih banyak ditemukan masyarakat belum bijak memahami untuk memilih instrumen investasi yang bisa saja merugikan, misal investasi bodong di situs-situs ilegal, investasi dengan janji-janji manis dan setelah itu membawa kabur modal investor, dan banyak lagi kasus yang ditemukan.
Salah satu investasi SBN ritel yang dijual saat ini, kata dia, yakni ORI025-T3 dan ORI025-T6 dengan masa penawaran mulai 29 Januari sampai dengan 22 Februari 2024.
Selain ORI025, ada delapan SBN ritel lainnya yang masa penawarannya selama 2024 dengan periode waktu yang berbeda-beda, antara lain SR020, ST012, SBR013, SWR005, SR021, ORI026, dan ST013.
“Sebagai solusi agar masyarakat memahami literasi investasi, SBN ritel ini kami sosialisasikan kepada masyarakat agar mereka lebih mantap memilih instrumen investasi yang aman, terjamin, dan dilindungi undang-undang,” ujarnya lagi.
Baca juga: DPRD Kalsel dorong investasi hilirisasi
Kemenkeu: Investasi SBN ritel antisipasi saat kehilangan pekerjaan
Senin, 19 Februari 2024 21:32 WIB