Banjarmasin (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan edukasi berupa sosialisasi terkait investasi yang aman sebagai antisipasi keadaan darurat bagi masyarakat di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Kita ingin masyarakat berinvestasi yang benar-benar memberikan hasil setiap bulannya, sehingga tidak mengalami kerugian,” kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Deni Ridwan usai sosialisasi Pembiayaan APBN dan Surat Berharga Negara (SBN) ritel di Banjarmasin, Senin.
Baca juga: Pemprov Kalsel siapkan aturan daerah untuk tarik investor
Ia mengatakan saat ini minat masyarakat berinvestasi terbilang meningkat, tetapi perlu diberikan edukasi agar masyarakat lebih bijak untuk menanamkan modalnya ke instrumen investasi yang terpercaya.
“Di antara banyaknya instrumen investasi, SBN ritel merupakan investasi yang cukup terpercaya saat ini, dengan imbal hasil sekitar enam persen dan pajak bunga hanya 10 persen,” ujarnya.
Deni menjelaskan imbal hasil SBN ritel terbilang cukup tinggi dibanding investasi lain yang rata-rata dengan besaran tiga persen dan pajak bunga yang mencapai 20 persen.
Ia menuturkan SBN ritel menjadi salah satu solusi bagi masyarakat yang kerap menjadi investasi ilegal yang menjanjikan keuntungan besar tetapi justru wanprestasi.
Deni memastikan investasi SBN ritel aman dan tidak mungkin gagal bayar karena hak para pemodal dijamin oleh undang-undang, dia juga berharap SBN ritel mampu menjadi instrumen negara untuk mensejahterakan masyarakat.
Baca juga: DPRD Kalsel dorong investasi hilirisasi
SBN ritel, mata dia, sama seperti investasi deposito yang mana setiap bulannya pemerintah mentransfer keuntungan atau bagi hasil yang dijanjikan sesuai kontrak dengan masyarakat.
Oleh karena itu, bagi masyarakat yang membutuhkan penghasilan bulanan dari pemerintah, SBN ritel menjadi salah satu instrumen investasi yang cukup tepat.
Apalagi investor SBN ritel di Provinsi Kalimantan Selatan pada 2023, lanjut dia, terbilang cukup banyak mencapai 1.646 dengan nilai Rp1,29 triliun menduduki posisi 15 besar nasional.
Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kalimantan Selatan Syafriadi mengatakan tren masyarakat di provinsi setempat untuk membeli SBN ritel terbilang meningkat karena berada di posisi 15 besar nasional.
Ia menyebutkan potensi investasi sektor ini cukup menjanjikan dengan jumlah ribuan pemodal yang sudah berinvestasi, tetapi perlu digalakkan lagi edukasi dan sosialisasi agar masyarakat lebih memahami investasi yang aman dan terpercaya.
“Tentunya ini tidak hanya berdampak positif kepada pemodal saja, tetapi juga memberikan sumbangsih terhadap pembiayaan pembangunan yang dilakukan pemerintah, karena hasil investasi ini tercatat di APBN,” ujarnya.
Baca juga: Kalsel kemarin dari investasi Tapin hingga pajak air permukaan.
Kemenkeu edukasi investasi aman di Kalsel
Senin, 19 Februari 2024 20:44 WIB