Banjarmasin (ANTARA) - Petani di Kalimantan Selatan (Kalsel), terutama daerah hulu sungai atau "Banua Anam" provinsi tersebut mengharapkan kemarau segera berakhir, karena sudah hampir memasuki musim "bahuma" (bercocok tanam).
Pantauan Antara Kalsel, Selasa melaporkan, persawahan petani di Banua Anam provinsi tersebut kini pada kekeringan, bahkan ada di antara tanahnya sudah lekang seperti halnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
Banua Anam Kalsel meliputi Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), HST, Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong, juga merupakan sentra pertanian provinsi yang kini berpenduduk lebih empat juta jiwa tersebar pada 13 kabupaten/kota tersebut.
Sementara warga Desa Aluan Mati Kecamatan Batu Benawa HST, Muhran (64) mengatakan, kalau melihat tanda-tanda masih jauh dari "musim banyu" (penghujan.
Kakek dari lima cucu itu menunjuk salah satu tanda yang kebiasaan bagi orang kampungnya/desanya mulai turun ke sawah yaitu Sungai Aluan atau anak Kali Benawa.
"Kebiasaan kami disini, kalau 'banyu' (air) Sungai Aluan itu sudah tiga kali 'lancur' (mengalir), baru mulai musim bahuma. Sampai saat ini satu kali pun tidak ada banyu Sungai Aluan lancur," ujar pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) tersebut.
Namun, lanjut pensiunan PNS/Guru Agama Islam tersebut, kalau sampai akhir Agustus ini hujan belum juga turun, warga tani terpaksa menyiapkan lahan seadanya serta "manaradak" (menyiapkan anakan padi dengan cara disemai).
"Jadi kalau lahan sawah serta anakan padi, ketika banyu datang/musim penghujan tiba bisa sesegeranya 'batanjang' (menanam padi)," demikian Muhran.
Sebagai catatan, Desa Aluan Besar Kecamatan Batu Benawa pernah tempat Pekan Nasional (Penas) Tani Tahun 1989-an, karena desa itu tergolong maju usaha tani seperti menanam varietas unggul PB5 dan PB8.
Selain itu, ada petani yang bisa panen dua kali dalam setahun, terutama bagi daerah irigasi pertanian.