Banjarmasin (ANTARA) - Ustadz H Saiful Anshari dalam tausiah di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin kembali mengingatkan pengertian wajib menurut ilmu agama Islam.
"Pengertian wajib menurut Islam ada dua yaitu berdasar pendekatan Tauhid (Ilmu keimanan), wajib adalah pasti, tidak bisa ditolak dengan apapun," ujarnya usai Shalat Subuh Selasa.
Sedangkan pengertian wajib kedua berdasarkan Fikih, yaitu kalau tak melakukan berdosa dan jika melaksanakan mendapat pahala, lanjutnya mengawali pelajaran Tauhid berdasarkan pendekatan Abdul Hasan Al As'ari atau Al As'ariah (sifat 20).
Ia mencontohkan, dalam ilmu Sifat 20 yang pertama "wujud" artinya Allah itu wajib ada mustahil tiada.
"Bukti Allah itu ada, sebagaimana dalam Al Qur'an yang menyatakan: Allah yang menciptakan bumi dan di antara keduanya dengan seluruh isinya" kutip ustadz yang baru kembali menunaikan ibadah haji kedua kali tahun 1445 Hijriah/2023 M.

Namun dia mengingatkan jangan coba-coba mencari zat Allah, karena tidak akan ketemu, kecuali hanya tanda-tanda Nya. "Sama seperti halnya mencari Banjar kemana pun tak ketemu, yang hanya ada seperti Teluk Dalam, Kelayan, Beruntung Jaya dan Banjar Indah," tuturnya sambil bercanda.
Pada kesempatan itu, sebagai pembuka pengajian Sifat 20, ustadz Saiful mengingatkan, terutama bagi seorang muslim jangan suka marah-marah dan mudah jengkel.
"Urang nang katuju basasarik (orang yang suka marah-marah dan jengkel pada hakekatnya sama dengan tidak ridha Allah. Karena segala sesuatu yang terjadi atas Kehendak dan Kemahakuasaan Allah," tegasnya.
Mengenai Sifat 20, dia mengingatkan lagi, bahwa sifat Allah tidak terbatas, bukan cuma 20. "Tarapi konsep Al As'ariah membatasi 20, sesuai perkiraan kemampuan manusia yang 20 inipun belum tentu mampu menangkap secara seutuhnya,"; demikian Saiful Anshari.