Kepala Badan Pusat Statistik Kalsel Yos Rusdiansyah melalui Berita Resmi Statistik dihimpun Antara di Banjarbaru, Sabtu menyebut, inflasi terjadi pada tiga kota Banjarmasin, Kotabaru dan Tanjung.
"Gabungan tiga kota mengalami inflasi year on year hingga mencapai 7,25 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Kotabaru 8,64 persen dan terendah di Tanjung sebesar 5,0 persen," ujar kepala BPS Kalsel.
Disebutkan, hasil pemantauan BPS, pada Oktober 2022 terjadi inflasi yoy sebesar 7,25 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,84 pada Oktober 2021 menjadi 115,87 pada Oktober 2022.
Dijelaskan, inflasi terjadi karena ada kenaikan harga pada sepuluh indeks kelompok pengeluaran signifikan yakni kelompok transportasi sebesar 23,86 persen kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 10,83 persen.
Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 7,65 persen, pakaian dan alas kaki 7,41 persen, makanan, minuman dan tembakau 7,29 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin 6,17 persen.
Kelompok pendidikan 4,89 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lain 3,90 persen, kelompok penyediaan makanan dan restoran 2,64 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,99 persen.
"Komoditas penyumbang inflasi yoy Oktober 2022, antara lain angkutan udara, bensin, bahan bakar rumah tangga, telur ayam ras, rokok kretek filter, beras, cabai merah, tarif pdam, cabai rawit dan mobil," ucapnya.
Sedangkan komoditas memberikan andil deflasi yoy adalah ikan gabus, laptop, telepon seluler, tas tangan wanita, sepatu wanita, obat resep, buah naga, bawang putih, biaya admin transfer, dan cumi-cumi asin.
Sementara itu, perbandingan inflasi antarkota di Kalimantan dari 90 Kota inflasi di Indonesia, tercatat 29 kota mengalami inflasi mtm, dan 61 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari 0,76 persen.
Inflasi terendah terjadi di Sintang, Cilacap, dan Gorontalo sebesar 0,01 persen. Deflasi terdalam terjadi di Gunung Sitoli sebesar 1,48 persen, dan deflasi terendah di Sampit sebesar 0,01 persen.
Di Pulau Kalimantan, sembilan kota mengalami inflasi dan tiga kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Selor sebesar 0,32 persen dan terendah terjadi di Sampit sebesar 0,01 persen.