Amuntai (ANTARA) - Mantan Wakil Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) yang menjabat anggota DPRD Kalsel semasa hidupnya H Syahdillah dimakamkan secara Protokol Kesehatan (Protkes) karena terpapar COVID-19.
Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) H Abdul Wahid HK beserta isteri Hj Anisah Rasyidah turut berbelasungkawa dan menghadiri proses pemakaman di Alkah keluarga Kompleks CPS Sungai Malang Amuntai.
"Saya kehilangan seorang teman yang periang dan bersemangat, beliau sosok birokrat yang mengayomi, " ujar Wahid di Amuntai, Sabtu.
Wahid juga mengatakan, Almarhum H Syahdillah merupakan teman yang baik, dia merasakan sendiri kebaikan almarhum semasa aktif menjabat di Kabupaten HSU hingga berkarir di partai politik.
Wahid mendo'akan almarhum diterima di sisi-Nya, diampuni segala dosa dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran.
Rekan almarhum dari Partai Golkar H Syahrujani sesama politisi dari Amuntai yang kini berkarir di DPRD Kalsel juga menilai sosok kepemimpinan H Syahdillah yang sering dimintanya saran dan pendapat.
"Beliau adalah mintor dalam diskusi yang Mantap!, kami sering membicarakan berbagai hal terkait pembangunan di Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kalsel, " kata Syahrujani.
Pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten HSU berlanjut menjabat sekda, setelah pensiun didapok mendampingi H Aunul Hadi Idham Khalid dalam Pilkada HSU dan akhirnya menjadi Wakil Bupati periode 2009-2012.
Setelah habis masa jabatan Wakil Bupati HSU, mengisi masa pensiunnya almarhum justru berkecimpung di bidang politik dengan bergabung dengan Partai Gerindra.
Almarhum terpilih menjadi anggota DPRD Kalsel dari daerah pemilihan HSU, Tabalong dan Balangan, menjadi Ketua Fraksi Gerindra dan Wakil Ketua Komisi I DPRD Kalsel.
Meski dimakamkan secara Protkes namun banyak masyarakat, PNS dan kalangan pejabat di HSU yang berdatangan dilokasi pemakaman meski hanya melihat dari jarak jauh.
Almarhum H Syahdillah meninggal dunia pada Jum'at malam sekitar pukul 23.35 wita di Rumah Sakit Pambalah Batung (RSPB) Amuntai. Almarhum sempat menjalani Isolasi Mandiri dikediamannya di Amuntai sebelum akhirnya dibawa ke RSPB karena kondisinya mulai memprihatinkan.