Banjarmasin (ANTARA) - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Banjarmasin sedang menyelidiki kasus dugaan penganiayaan anak bawah lima tahun (balita) hingga tewas saat menjalani penanganan medis di Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
"Kasus ini sedang kami selidiki terkait dengan dugaan penganiayaan hingga balita tersebut meninggal dunia saat dalam penanganan medis," ucap Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin Kompol Alfian Tri Parmadi di Banjarmasin, Minggu.
Kasus tersebut mulai dilakukan penyelidikan setelah kakek korban berinisial SY (45) melaporkan adanya kejanggalan atas meninggalnya cucunya berinisial NM (4) itu.
Kasus ini, kata Kasat Reskrim, berawal pada hari Minggu (2/5) sekitar pukul 17.00 WITA. Pada saat itu SY dihubungi oleh pihak keluarga bahwa korban masuk rumah sakit.
Setelah itu, pada pukul 17.30 WITA, SY dan istrinya menuju ke rumah sakit. Setiba di Rumah Sakit Bhayangkara mendapat kabar kalau korban sudah meninggal dunia.
SY kaget dan ingin langsung melihat korban di ruang rawat. SY melihat korban yang sudah meninggal dunia banyak lebam di bagian wajah dan perut.
Saat itu korban hanya memakai baju putih tank top dan pampers dibalut dengan selimut. SY dan istrinya serta lainnya langsung membawa korban ke rumah orang tua yang mengasuh korban sejak kecil sampai umur 4 tahun 7 bulan.
"Pada haei Senin (3/5) korban yang sudah meninggal dunia dimakamkan di daerah sekitaran Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru," katanya.
Setelah kejadian itu, SY melaporkan kejanggalan kematian cucunya ke Satreskrim Polresta Banjarmasin guna mencari tahu apa penyebab utama kematian cucunya yang dikabarkan sebelumnya karena mengalami kecelakaan sepeda.
"Menurut SY, korban ini tidak pernah naik sepeda. Kami lihat hasil rekam medik terlihat mencurigakan karena tidak seperti korban kecelakaan sepeda," ujar Kasat.
Guna mendalami kasus ini dan membuktikan kecurigaan tersebut, pihak penyidik dari Satreskrim Polresta Banjarmasin akan melakukan pembongkaran kuburan korban yang berlokasi di kawasan Banjarbaru sekitar bandara untuk melakukan autopsi.
"Kalau tidak ada halangan, pada hari Senin (24/5) kami akan melakukan autopsi jenazah korban. Akan tetapi, untuk waktunya, masih berkoordinasi dengan pihak kedokteran forensik,” tuturnya.