Jakarta (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggenjot realisasi penawaran Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara seri terakhir ST-006 yang saat ini baru mencapai Rp900 miliar dari target sebesar Rp1-2 triliun pada masa penawaran 1-21 November 2019.
"Biasanya dekat-dekat deadline itu ada peningkatan pembelian," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman di Jakarta, Sabtu.
Untuk menarik minat investor tersebut, sosialisasi digencarkan melalui ajang Green Sukuk Investor Day di CGV Grand Indonesia.
Diadakannya sosialisasi di gedung bioskop, lanjut dia, karena menyesuaikan dengan karakter investor saat ini yang didominasi kalangan anak muda atau generasi milenial.
Peminat dari milenial, kata dia, mulai melonjak sejak pemerintah mengeluarkan inovasi penawaran dalam jaringan yang bisa diakses melalui telepon pintar pada semester kedua tahun 2018.
Baca juga: Pemerintah terbitkan sukuk negara Rp1.221 triliun selama 2008-2019 untuk infrastruktur
Ia optimistis target bisa terealisasi meski mengakui masa akhir tahun biasanya investasi akan menurun.
"Sejak memasarkan SBSN melalui wadah online terjadi pergeseran, di mana investor didominasi generasi milenial, kurang lebih 50 persen. Makanya kami bikin seperti ini salah satunya untuk menjangkau generasi milenial," katanya
Menyadari pergeseran investor ke arah milenial, lanjut dia, pemerintah memberikan kemudahan penawaran yang bisa dilakukan dalam jaringan (daring) atau online.
Strategi lainnya, kata dia, minimum pembelian untuk sukuk tabungan juga diturunkan dari Rp5 juta menjadi Rp1 juta dan maksimal dari Rp5 miliar menjadi Rp3 miliar agar mampu menjangkau milenial lebih luas.
Baca juga: Lelang sukuk serap Rp8 triliun dari enam SBSN