Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menyerap dana Rp8 triliun dari lelang enam seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp40,19 triliun.
Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan jumlah dana diserap melebihi target indikatif sebesar Rp6 triliun.
Jumlah yang dimenangkan untuk seri SPNS01122019 mencapai Rp1,45 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,21983 persen dan imbalan secara diskonto.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 1 Desember 2019 sebesar Rp8,88 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 6,1875 persen dan tertinggi 6,78125 persen.
Jumlah dimenangkan untuk seri PBS014 sebesar Rp1,85 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,78596 persen dan tingkat imbalan 6,5 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2021 ini mencapai Rp17,33 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,75 persen dan tertinggi 7,3125 persen.
Untuk seri PBS019, jumlah dimenangkan mencapai Rp3,55 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,87865 persen dan tingkat imbalan 8,25 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 September 2023 ini mencapai Rp8,951 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,8125 persen dan tertinggi 7,71875 persen.
Untuk seri PBS021, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,25 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,58424 persen dan tingkat imbalan 8,5 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 November 2026 ini mencapai Rp0,58 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,5 persen dan tertinggi 7,84375 persen.
Untuk seri PBS022, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,0996 persen dan tingkat imbalan 8,625 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 April 2034 ini mencapai Rp2,44 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,34375 persen dan tertinggi 8,8125 persen.
Pemerintah tidak memenangkan lelang untuk seri PBS015, meski penawaran masuk mencapai Rp2 triliun, karena lelang kali ini telah melebihi target indikatif.