Oleh Syamsuddin Hasan
Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Holtikultura (BPTPH) Banjarbaru, Kalimantan Selatan kini melakukan penelitian pemberantasan hama wereng.
"Sesuai tugas, kami berusaha bagaiama cara memberantas hama dan penyakit tanaman," ujar Kepala BPTPTH tersebut Agus Syafrudi sebelum menghadiri kegiatan puncak nasional bulan bakti gotong royong masyarakat, di Banjarbaru, Kamis.
Ia menerangkan, penelitian pemberantasan hama wereng yang dilakukan sekarang khusus terhadap serangan padi lokal, yang beberapa tahun belakangan rentan terserang jenis hama tersebut.
"Pada dasarnya, ada tumbuh-tumbuhan atau pridator dari tumbuhan yang bisa membasmi hama, termasuk hama wereng," lanjutnya saat ditemui di Kantor BPTPH Banjarbaru, Jalan A Yani, sekitar 29 km dari Banjarmasin.
Penggunaan pestisida atau insektisida dalam pemberantasan hama dan penyakit tanaman, menurut dia, sebenarnya merupakan langkah terakhir.
"Penggunaan pestisida atau insektisida dalam memberantas hama dan penyakit tanaman bisa berdampak lain, termasuk terhadap kesehatan masyarakat. Karena itu, sebaiknya kita menghindari penggunaan bahan beracun tersebut, kecuali terpaksa atau tak ada cara lain," tandasnya.
Tanaman padi lokal yang BPTPH Banjarbaru gunakan sebagai media penelitian pemberantasan hama wereng itu, bernama Oryza Saliva, yang penelitiannya juga melibatkan anak didik dari Sekolah Menengah Pertanian.
BPTPH yang dulu atau sebelum era otonomi daerah bernama Balai Proteksi Tanaman Pangan VIII (mencakup wilayah Kalimantan) itu, terus mengembangkan penelitian pupuk organik yang bisa mencegah dan membasmi hama dan penyakit tanaman.
Sebagai contoh pembuatan kompus menjadi pupuk organik yang sekaligus bisa membasmi jamur putih, seperti terdapat pada pohon karet, demikian Agus Syafrudi.
BPTPH Teliti Pemberantasan Wereng
Kamis, 30 Mei 2013 8:32 WIB