Hulu Sungai Tengah Kalsel (ANTARA) - Petani tak luput dari serangan hama dan penyakit tanaman padi seperti di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan (HST Kalsel) kini berhadapan dengan "blas padi" yang menyebabkan hasil produksi tidak maksimal.
Petani "Bumi Murakata" HST bersiap-siap menghadapi musim panen, namun sebagian lahan terserang "blas padi" membuat hampa atau buah tidak bernas/berisi.
Baca juga: Petani Karet ditemukan lemah di hutan HST usai hilang sepekan
Seorang warga tani Desa Aluan Mati Kecamatan Batu Benawa HST Muhran (65) dikonfirmasi di Batu Benawa, Senin, mengatakan blas padi terjadi sejak tiga-empat tahun belakangan. "Tapi dalam dua tahun akhir-akhir ini blas leher atau pada tangkai padi, sebelumnya pada rumpun " tuturnya.
Pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) atau guru agama itu menambahkan, akibat serangan hama blas bisa menurunkan tingkat produktivitas padi.
"Kalau serangannya parah penurunan produksi padi juga bisa drastis. Tapi kali ini serangan blas tidak terlalu parah," lanjutnya menjawab Antara Kalsel.
Baca juga: Petani cabai di HST raup untung besar di tengah cuaca ekstrem
Ia mengatakan upaya pemerintah melalui berbagai penelitian terdapat obat pembasmi/pencegah hama blas antara lain Fillia.
"Namun harga obat pembasmi/pencegah serangan hama blas tersebut relatif mahal yaitu Rp1000/mililiter. Per 50 ml hanya bisa untuk menyemprot sekitar 20 borongan atau tidak sampai satu hektare (ha), karena satu hektare lebih kurang 35 borongan," demikian Muhran.
"Bumi Murakata " HST merupakan sentra pertanian di daerah hulu sungai atau "Banua Anam " Kalsel pernah menjadi tuan rumah Pekan Nasional (Penas) Tani pada 1980-an.
Baca juga: Pemkab HST miliki 6 Brigade Pangan dukung program Asta Cita Presiden
