Batulicin (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, mencatat penurunan signifikan angka stunting dari 25,1 persen menjadi 21,6 persen berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024.
Bupati Tanah Bumbu, Andi Rudi Latif di Batulicin, Senin, mengatakan, pencapaian ini merupakan hasil dari kolaborasi lintas sektor, termasuk pelibatan masyarakat dan pihak swasta melalui berbagai program strategis.
Baca juga: Tanah Bumbu wujudkan generasi sehat melalui Bimtek pangan
"Kasus stunting merupakan tantangan serius yang harus dientaskan untuk mewujudkan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas," ujarnya.
Penurunan prevalensi tersebut, kata dia, mencerminkan keberhasilan sejumlah langkah intervensi yang telah dijalankan, salah satunya melalui program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) yang menggandeng Yayasan Rumah Pena BerAksi.
Kendati demikian, angka tersebut masih di atas target nasional sebesar 14 persen, namun sedikit lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi Kalimantan Selatan yang tercatat 22,9 persen.
“Pemerintah daerah menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 20,74 persen pada 2025 dan mencapai 16,91 persen pada 2030 sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2025–2029,” kata Andi Rudi.
Ia menegaskan pentingnya akselerasi dan sinergi semua pihak untuk mencapai target tersebut, mengingat stunting berkaitan erat dengan kualitas masa depan generasi muda.
Baca juga: Tanah Bumbu bina TPK percepat tangani stunting
Sementara itu, Ketua Yayasan Rumah Pena BerAksi Andrianto Mokodompit menyatakan terima kasih atas kepercayaan Pemkab Tanah Bumbu dalam menjadikan pihaknya sebagai mitra strategis dalam pencegahan stunting.
"Kami memandang amanah ini sebagai tanggung jawab besar dalam memastikan pelaksanaan program tepat sasaran, berdampak nyata, serta dijalankan secara transparan dan akuntabel," ujar Rian.
Ia menambahkan Yayasan Rumah Pena BerAksi berkomitmen memperkuat kolaborasi dengan pemerintah, dunia usaha melalui program corporate social responsibility (CSR), serta elemen masyarakat lainnya.
Menurut Andrianto, penanganan stunting adalah kerja kolektif dan gerakan bersama yang memerlukan keterlibatan seluruh komponen bangsa.
"Semoga kerja sama ini menjadi langkah nyata dalam mewujudkan generasi Tanah Bumbu yang sehat, cerdas, dan berdaya saing," pungkas Andrianto.
Baca juga: Tanah Bumbu coaches TPKs to accelerate stunting reduction
