Banjarmasin (ANTARA) - Guru Haji Saiful Anshari mengungkap rahasia "garing" atau sakit seseorang, dalam tausiyahnya di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, sesudah Shalat Subuh Selasa.
"Garing tersebut merupakan kasih sayang Allah dan kifarat sebagai penebusan kesalahan atau dosa, baik sengaja maupun tanpa sengaja," ujar Guru Saiful di hadapan jamaah Shalat Subuh Masjid Assa'adah itu.
Baca juga: Ustadz Ghazali ungkap rahasia makna rumah bagi kaum Muslim
Karenanya, menurut Guru Saiful, seseorang yang garing sebelum meninggal dunia ada hikmah daripada mati mendadak, sebab kesempatan bertaubat serta meminta keampunan pada Allah ataupun sesama manusia kalau terdapat kesalahan.
Oleh sebab itu pula, banyak Tuan Guru atau ulama yang meninggal dunia sakit terlebih dahulu daripada mendadak, karena Allah sayang sehingga ada kesempatan meminta maaf jika ada kesalahan.
*Kalau pilih-pilihan, saya sendiri lebih baik memilih sakit dulu baru meninggal dunia daripada meninggal dunia mendadak. Sementara amal ibadah..," kata Guru Saiful.
Baca juga: Tuan Guru Zainuddin ungkap rahasia keutamaan shalat
Menurut dia, kunci hidup seseorang bukan banyak beramal ibadah, melainkan sampai sejauh mana tidak melakukan maksiat artinya terbebas dari segala kesalahan dan dosa.
Guru Saiful mengungkapkan rahasia sakit dan kunci kehidupan seseorang itu dalam kajian "Sifat 20" atau "Tarekat Asy'ariyah" bab Harus bagi Allah SWT.
Ia menerangkan, bahwa Harus pada Allah bisa ya atau tidak, bukan hal yang pasti dengan sebutan lain "fity-fity" (50 persen : 50 persen).
Sebagai contoh orang sakit harus berobat merupakan usaha ikhtiar, namun yang menyebutkan bukan, tapi hak prerogatif Allah. "Kecuali itu. usaha ikhtiar hak manusia atau hak kita," tegas Guru Saiful.
Baca juga: Guru Tabrani Basri ungkap keutamaan membantu atau tolong menolong
Pada kesempatan itu, Guru Saiful juga menyinggung mengenai "rahman " dan "rahim" Allah SWT punya kedudukan masing-masing yang berbeda.

Ia mencontohkan, seseorang dari kaum Muslim yang tiap hari atau malam membaca Al Qur'an Surah Al Waqi'ah "kada sugih-sugih" (tidak kaya-kaya), sementara non Muslim "kada" (tidak/tanpa) mengamalkan Surah Waqi'ah sugih-sugih.
"Hal tersebut menunjukkan rahman atau rahmat Allah kepada siapa saja, tapi mereka itu tidak mendapat rahim Allah. Sedangkan rahim Allah hanya kepada orang yang betul-betul mendapatkan kasih sayang Allah SWT," demikian Guru Saiful Anshari.
Baca juga: Khatib Johansyah singgung masalah lingkungan