Banjarmasin (ANTARA) - Anggota DPRD Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan Eddy Junaidi meminta pemerintah kota untuk makin menggencarkan perbaikan sanitasi di wilayah pemukiman pinggir sungai, terlebih padat penduduk.
"Permasalahan sanitasi di daerah pemukiman pinggiran sungai ditambah padat penduduk masih sangat tinggi, utamanya terkait limbah rumah tangga dan limbah dari manusia," ujarnya di Banjarmasin, Jumat.
Baca juga: Legislator Banjarmasin dukung aksi tegas tutup TPS sampah ilegal
Eddy menyampaikan cukup banyak permasalahan sanitasi yang diinformasikan kepadanya saat turun langsung ke masyarakat, seperti pada kegiatan reses sejak 27-28 Februari 2025 di daerah pemilihannya di Banjarmasin Tengah.
Seperti yang dilaksanakannya reses hari ini di Jalan Pangeran Antasari Gg VI Simpang Penghulu RT 14 Kelurahan Pekapuran Laut, Banjarmasin Tengah, wilayah tersebut selain di pinggiran sungai, juga padat. Padahal berada di tengah kota.
"Salah satu masalah di sana terkait sanitasi, masih banyak WC warga yang langsung nyemplung ke sungai, ini tentunya kurang baik bagi kelestarian lingkungan," ujarnya.
Eddy pun memastikan permasalahan sanitasi di wilayah pemukiman pinggiran sungai ini akan dikoordinasikan dengan pemerintah kota, baik lewat rapat komisi maupun secara langsung.
"Kita perjuangkan masalah ini bisa selesai, agar lingkungan di sana lebih sehat, masyarakat pun akan lebih sehat juga, tidak ada lagi juga kasus stunting, karena di daerah Pekapuran Laut itu kasus anak stunting juga diinformasikan cukup tinggi," ujarnya.
Baca juga: DPRD Banjarmasin dukung gebrakan tangani darurat sampah
Selain masalah itu, Eddy juga menyampaikan aspirasi masyarakat terkait bantuan sosial, diantaranya perbaikan rumah warga yang tidak mampu, masyarakat yang belum mendapatkan jaminan kesehatan atau BPJS kesehatan yang dijamin pemerintah kota.
"Ini semua harus menjadi perhatian pemerintah kota," ujar Eddy.
Lurah Pekapuran Laut Doddy Surya Kusuma mengakui masalah sanitasi cukup tinggi di daerahnya, khususnya di pemukiman padat penduduk, berada di pinggiran sungai.
Menurut dia, pemerintah kota sudah bergerak untuk melakukan itu, diantaranya memberikan bantuan untuk perbaikan puluhan WC di rumah di pinggiran sungai agar standar kesehatan dan lingkungan.
"Namun tentunya masih banyak lagi yang harus mendapatkan perhatian," ujarnya.
Doddy pun menyatakan, kelurahan masuk salah satu yang mendeklarasikan gerakan Stop Buang Air Besar Sembarangan pada 2024.
"Kita terus berupaya melakukan sosialisasi ke masyarakat untuk gerakan ini bisa maksimal," ujarnya.
Dia pun berharap, dengan adanya reses dewan ini, seluruh aspirasi masyarakatnya dapat diperjuangkan, karena ini penting untuk kemajuan dan kesejahteraan, sebagimana slogan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarmasin yang baru ini, yakni H Muhammad Yamin dan Hj Ananda, "Mewujudkan Banjarmasin Yang Maju Sejahtera".
Sama halnya yang disampaikan Kepala Puskesmas Pekapuran Laut dr Yoka Wardati, bahwa permasalahan sanitasi berkaitan dengan permasalahan stunting di wilayah tersebut.
"Daerah Pekapuran Laut ini masuk salah lokus kasus stunting di Kota Banjarmasin," ujarnya.
Menurut dia, kasus stunting di daerah ini memang trennya naik, sejak 2021 dirinya di puskesmas ini, angka kasus stunting sekitar 8 persen.
"Nah, jika sanitasi di daerah ini tidak diperbaiki maksimal, tidak menuntut kemungkinan kasus stunting bisa makin tinggi, karena inij adi salah satu faktornya," ujarnya.
Baca juga: DPRD Banjarmasin ingin semua mengawal 20 program Yamin-Ananda