Wakil Wali Kota Banjarmasin H Arifin Noor yang menerima langsung penghargaan tersebut saat dikonfirmasi di Banjarmasin, Kamis, menyampaikan dana insentif fiskal tersebut sebagai penghargaan terhadap inovasi dalam penurunan angka stunting.
Baca juga: Kampung Keramat Basirih jadi Kampung Merah Putih 2024
Baca juga: Kampung Keramat Basirih jadi Kampung Merah Putih 2024
"Jadi Kkot Banjarmasin dinilai telah berinovasi dengan baik untuk upaya menurunkan angka stunting," kata Arifin.
Angka stunting di Kota Banjarmasin terus diupayakan menurun hingga bisa terwujud sebesar 14 persen pada 2025.
Pada 2023, angka stunting di Kota Banjarmasin masih di atas 20 persen, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk mencegah peningkatan kasus anak gagal tumbuh tersebut.
Menurut Arifin, berbagai inovasi dilakukan pemerintah kota untuk menurunkan kasus stunting, di antaranya menggiatkan program bapak asuh bagi anak stunting.
Baca juga: APBD Perubahan 2024 Kota Banjarmasin tembus Rp2,5 triliun
Baca juga: APBD Perubahan 2024 Kota Banjarmasin tembus Rp2,5 triliun
Adapula yang sudah berjalan sebuah inovasi menciptakan mobil pengantar makanan bergizi bagi anak stunting yang dinamai Mba "FoodZi" Acting.
Dengan berbagai langkah yang dilakukan Pemkot Banjarmasin didukung masyarakat tersebut, menurut Arifin, menjadi nilai tinggi hingga meraih dana insentif fiskal Rp5,7 miliar tersebut dari pemerintah pusat.
Menurut dia, anggaran yang telah diterima ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, sehingga angka stunting di kota ini terus menurun dan menjadikan program Indonesia Emas tahun 2045 terwujud.
"Banyak arahan dari Wapres untuk meningkatkan penanganan di kabupaten/kota, ini makin memotivasi kita untuk terus semangat memerangi kasus stunting hingga anak di kota ini tumbuh dengan baik," ujarnya.
Baca juga: Banjarmasin resmikan peti kemas edukasi pertama di Indonesia
Baca juga: Banjarmasin resmikan peti kemas edukasi pertama di Indonesia